| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%

Serikat Pekerja Klaim Penciptaan Lapangan Kerja Tak Sebanding Jumlah Angkatan Kerja


Senin, 08 September 2025 / 10:34 WIB
Serikat Pekerja Klaim Penciptaan Lapangan Kerja Tak Sebanding Jumlah Angkatan Kerja
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menyebrang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) menilai penciptaan lapangan kerja di Indonesia masih belum sebanding dengan jumlah angkatan kerja.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, menilai penciptaan lapangan kerja di Indonesia masih belum sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahun.

Menurutnya, setiap tahun ada sekitar 2 juta hingga 2,5 juta angkatan kerja baru, belum termasuk korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta penumpukan jumlah pengangguran terbuka dari tahun-tahun sebelumnya.

Ristadi mengungkapkan, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode Agustus 2024–Februari 2025, tercatat sekitar 939.000 orang kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Cuma Modal HP, Instan!

Namun, penyerapan tenaga kerja hanya berkisar 500 ribuan, sehingga menyisakan sekitar 400 ribuan orang yang tetap kehilangan pekerjaan.

Meski begitu, ia menilai klaim pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja lewat berbagai program masih cukup beralasan. Alasannya, jumlah pengangguran terbuka yang mencapai sekitar 7 juta orang tidak mengalami kenaikan signifikan dari tahun ke tahun.

“Kalau tidak ada lapangan kerja baru, mestinya angka pengangguran bertambah 3 juta orang setiap tahun. Faktanya, jumlah pengangguran terbuka tetap sekitar 7 juta, artinya tiap tahun ada 2,5 juta hingga 3 juta orang yang terserap di dunia kerja, baik formal maupun informal,” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/9).

Menurut Ristadi, kondisi ketenagakerjaan akan berjalan normal jika pemerintah mampu menciptakan lapangan kerja minimal sebanyak jumlah angkatan kerja baru, yakni sekitar 2,5 juta orang setiap tahun.

Baca Juga: RUU Ketenagakerjaan Akan Dibahas, Buruh Minta Aturan Outsourcing Terbatas 5 Sektor

Dengan begitu, tingkat pengangguran terbuka bisa terjaga dan tidak memicu gejolak.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa potensi PHK masih terus berlanjut, terutama di sektor-sektor yang terdampak derasnya masuk barang impor murah. Produk dalam negeri yang kalah bersaing membuat banyak perusahaan kesulitan menjual hasil produksinya.

“Banyak PHK terjadi karena barang dalam negeri tidak laku di pasar domestik, gudang menumpuk, perusahaan menurunkan produktivitas, lalu melakukan efisiensi tenaga kerja. Akhirnya terjadi PHK, bahkan ada yang menutup pabrik dan melakukan PHK massal,” pungkasnya.

Selanjutnya: Catat! Ini Tanggal RUPSLB Terbaru Telkom (TLKM)

Menarik Dibaca: Begini Cara Menciptakan Lagu dengan Bantuan AI yang Berkualitas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×