KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mengungkap jumlah korban akibat robohnya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu pagi (7/9/2025.
Tercatat tiga orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka berat, sedang, maupun ringan.
Korban meninggal dunia adalah warga atas nama Irni warga Desa Sukamakmur yang meninggal di RS Medical Dramaga, Wulan warga Desa Sukaluyu yang meninggal di RS PMI Kota Bogor, serta Yati warga Desa Sukaharja yang meninggal di RSUD Kota Bogor.
Sementara itu, puluhan korban luka tersebar di berbagai fasilitas kesehatan. Beberapa di antaranya dirawat di RSUD Kota Bogor, RS PMI, RSUD Ciawi, RS Karya Bhakti Pertiwi, RS Marzuki Mahdi, Klinik Sukamaju, Puskesmas Ciomas, hingga Klinik Arafah.
BPBD juga menyebut bahwa sejumlah korban luka sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya stabil, namun sebagian besar masih dalam perawatan intensif.
Baca juga: Ambruknya Majelis Taklim Bogor, Idon Mencari Sang Ibu Sambil Bantu Evakuasi Korban
Dilansir dari TribunnewsBogor.com, berikut data identitas para korban berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor.
RSUD Kota Bogor
RS PMI
RS KBP
RSUD Ciawi
RS Marzuki Mahdi
Klinik Sukamaju
Klinik Arafah
Puskesmas Ciomas
Menurut laporan BPBD, insiden ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah berlangsung sekitar pukul 08.30 WIB. Walau begitu, laporan pertama kejadian diterima pukul 09.42 WIB dari aparat desa.
Setelahnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama TNI, Polri, Damkar, dan relawan langsung dikerahkan ke lokasi.
Petugas gabungan mengevakuasi puluhan korban yang tertimpa reruntuhan bangunan dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Hingga siang, proses evakuasi korban selesai dan dilanjutkan dengan pembersihan material bangunan yang runtuh.
Pembersihan puing dilakukan untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal di lokasi kejadian.
Pemerintah Kabupaten Bogor juga telah berkoordinasi dengan sejumlah fasilitas kesehatan untuk memastikan seluruh korban mendapat penanganan medis secara optimal.
Terkait penyebab, Bupati Bogor Rudy Susmanto menjelaskan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri sekitar 150 orang jamaah ibu-ibu menyebabkan lokasi menjadi penuh sesak.
Sebagian berada di dalam, sebagian di luar, dan sebagian lainnya di teras bangunan.
“Teras bangunan berdiri di pinggiran tebing, dan karena kelebihan kapasitas, akhirnya tidak mampu menahan beban. Akibatnya terjadi bencana, dan korban mencapai lebih dari 80 orang,” katanya saat meninjau lokasi robohnya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah pada Minggu (7/9/2025), seperti dilansir dari Antara.
Terkait jatuhnya korban jiwa, Rudy menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta semua pihak bersabar menghadapi musibah tersebut.
“Kami ikut berduka cita sedalam-dalamnya, semoga keluarga korban diberi ketabahan,” ujar bupati.
Ia menegaskan jumlah korban masih bisa bertambah seiring pendataan yang dilakukan tim gabungan di lapangan.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan rumah sakit untuk memastikan semua data korban terkonfirmasi,” katanya.
Kabid Ratik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani menjelaskan bahwa saat ini tim sedang melakukan pembersihan material bangunan runtuh tersebut.
Untuk penyebab bangunan ambruk, dari hasil analisa diduga bangunan dua lantai majelis taklim itu sudah tak kuat karena termakan usia.
"Struktur bangunan yang sudah lama dan sudah tidak kuat menahan beban lebih sehingga mengalami ambruk," kata Adam dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu.
Peristiwa ini disebut sebagai salah satu bencana nonalam terbesar di Kabupaten Bogor sepanjang 2025, dengan jumlah korban yang mencapai puluhan orang dalam sekali kejadian.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini