KOMPAS.com - Nama Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo tengah menjadi buah bibir publik menyusul kebijakan kontroversial yang ia keluarkan terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
Kebijakan tersebut menuai protes besar-besaran dari masyarakat karena kenaikan yang PBB P2 yang ditetapkan hingga 250 persen.
Namun, Sudewo menyatakan tidak gentar meskipun harus menghadapi puluhan ribu demonstran.
Ia bahkan menegaskan tidak akan menarik kembali kebijakan itu, meskipun 50 ribu orang turun ke jalan menentangnya.
Lantas, siapa sebenarnya sosok di balik keputusan yang memicu polemik ini? Berikut profil lengkap Sudewo yang dirangkum dari Antara dan laman Partai Gerindra.
Baca juga: Alasan Bupati Sadewo Naikkan PBB-P2 di Pati Hingga 250 Persen yang Picu Aksi Demo
Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 1968. Ia resmi menjabat sebagai Bupati Pati sejak 20 Februari 2025.
Pendidikan formalnya dimulai dari SMAN 1 Pati, lalu melanjutkan ke Universitas Sebelas Maret (UNS), di mana ia meraih gelar Sarjana Teknik Sipil pada tahun 1991.
Pada tahun 1993, ia menempuh pendidikan magister di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan mengambil jurusan Teknik Pembangunan.
Baca juga: Kronologi Kericuhan di Posko Donasi Aksi 13 Agustus yang Tolak Kenaikan PBB-P2 di Pati
Setelah menyelesaikan studi, Sudewo memulai karier di sektor konstruksi sebagai pegawai di PT Jaya Construction selama tahun 1993-1994.
Tak lama kemudian, ia beralih ke jalur pemerintahan sebagai tenaga honorer di Departemen Pekerjaan Umum (PU) Kanwil Bali pada 1994-1995.
Namanya mulai dikenal publik setelah terlibat dalam proyek peningkatan jalan dan jembatan di Bali pada tahun 1995-1996.
Kariernya terus menanjak saat ia diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 1996-1997 dan dipindahkan ke Kanwil PU Jawa Timur, tempat ia menjadi PNS hingga 1999.
Setelah itu, ia bertugas di Dinas PU Kabupaten Karanganyar selama periode 1999-2006.
Pada 2002, Sudewo pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Karanganyar berpasangan dengan Juliyatmono.
Meski gagal meraih kemenangan, ia tidak menyerah. Sebaliknya, ia semakin aktif dan sempat menjadi koordinator tim sukses Pilkada Jatim 2025 dan koordinator tim sukses Pilgub Jateng pada 2008.