KOMPAS.com – Aksi unjuk rasa besar-besaran warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya berujung ricuh pada Rabu (13/8/2025).
Ribuan massa memadati Alun-alun Pati sejak pagi, memprotes kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Meski kebijakan tersebut telah dibatalkan Sudewo pada 8 Agustus 2025, amarah warga terlanjur memuncak.
Mereka kini mengalihkan tuntutan agar Bupati dari Partai Gerindra itu segera lengser dari jabatannya.
Baca juga: 64 Orang Luka-luka dalam Unjuk Rasa di Pati, 6 di Antaranya Harus Dirawat
Koordinator Aksi, Ahmad Husein, memperkirakan jumlah massa mencapai 100.000 orang, dua kali lipat dari tantangan Sudewo yang sebelumnya mengatakan siap didemo 50.000 warga.
"Untuk persiapan hari ini sudah dari timur (warga Pati), sudah pada merapat ke sini. Ya diperkirakan nanti ada 100 ribu lah," kata Husein dalam siaran langsung Tribunnews.com.
Husein menegaskan massa akan bertahan hingga Sudewo benar-benar mundur.
"Kalau enggak lengser, kita tetap bertahan di sini dan sampai mendesak DPR. Pokoknya Sudewo harus lengser," ujarnya.
Aksi yang dimulai kondusif berubah memanas pada siang hari. Massa melempar botol air mineral, batu, genteng, hingga sayur busuk ke arah aparat yang berjaga di depan Kantor Bupati Pati. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata.
Pantauan Kompas TV pukul 12.11 WIB menunjukkan suasana chaos.
Massa berlarian menyelamatkan diri, sementara aparat menembakkan gas air mata dari gerbang utama. Kericuhan memuncak ketika mobil provos Polres Grobogan dibalikkan dan dibakar massa. Gerbang Pendapa Pati juga nyaris roboh.
Seorang anggota Brimob tampak emosional.
"Bukan hanya kalian yang punya anak istri. Perlakuan kalian kayak gini?" teriaknya.
Baca juga: Tuntutan Bupati Pati Mundur Ternyata Bukan Hanya karena PBB Naik 250 Persen
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya akan berbuat yang lebih baik," kata Sudewo.