Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Premanisme Berkedok Ormas Ancam Investasi, Pemerintah Klaim Tak Ragu Tindak Tegas

Kompas.com - 11/05/2025, 13:48 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menegaskan bahwa penindakan hukum akan menjadi langkah utama dalam memberantas aksi premanisme yang bersembunyi di balik kedok organisasi kemasyarakatan (ormas).

Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenkopolkam, Marsekal Muda TNI Eko Dono Indarto.

Menurut Eko, premanisme yang dilakukan atas nama ormas tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga mengancam iklim investasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

“Penindakan hukum adalah arah pertama, arah yang kedua tentunya adalah pembinaan terhadap ormas-ormas tersebut,” ujarnya di Jakarta dikutip dari Antara, Minggu (11/5/2025).

Baca juga: Minta Rp 20.000 untuk Parkir Liar, Oknum Anggota Ormas Ditahan

Eko menekankan bahwa tindakan premanisme menjadi hambatan serius dalam pencapaian target pembangunan nasional yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam kerangka Astacita, Presiden berkomitmen untuk membangun iklim investasi yang sehat baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Oleh karena itu, segala bentuk tindakan yang mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi harus segera ditindak.

Bagaimana Pemerintah Merespons Premanisme Ormas di Daerah?

Pemerintah pusat mendukung langkah-langkah tegas yang telah dilakukan oleh sejumlah daerah dalam menangani ormas yang meresahkan. Salah satu daerah yang mendapat apresiasi adalah Jawa Timur.

“Saya mengapresiasi dan tentunya mendukung penuh terhadap apa saja yang sudah dilakukan, namun tetap perlu adanya upaya-upaya lanjutan,” tegas Eko.

Baca juga: Ratusan Bendera Ormas Diturunkan di Jakarta Pusat, Terbanyak di Sawah Besar

Ia juga menekankan pentingnya pemetaan dan pelokalisasian titik-titik rawan premanisme oleh aparat pemerintah daerah.

Dengan identifikasi wilayah rawan, langkah-langkah strategis dapat dirancang dan dilaksanakan secara lebih efektif.

Selain penindakan hukum, Eko menyebutkan perlunya pendekatan preemptive dan preventive dalam menangani premanisme ormas.

Ia juga menyoroti pentingnya peran media massa dalam menyosialisasikan informasi serta membentuk opini publik yang mendukung upaya pemberantasan premanisme.

“Saya berharap Polri dapat terus berkoordinasi dan bersinergi dengan TNI, hingga Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat di setiap daerah,” ujarnya.

Baca juga: Gubernur Koster Tolak Premanisme Berkedok Ormas, Pecalang Dukung Penuh

Eko mengimbau masyarakat agar tidak takut melaporkan aksi-aksi premanisme yang mereka temui.

Ia percaya bahwa kebersamaan antara masyarakat dan pemerintah akan memperkuat komitmen dalam memberantas ormas-ormas yang menyalahgunakan status mereka.

“Kebersamaan ini akan membantu membangun komitmen untuk mengurangi aksi premanisme, sehingga ormas nakal menjadi ormas yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Imbang Lawan Timnas Indonesia, Mohamad Haidar: Ini Taktik yang Harus Kami Lakukan
Imbang Lawan Timnas Indonesia, Mohamad Haidar: Ini Taktik yang Harus Kami Lakukan
Sulawesi Selatan
Polisi Tangkap 2 Tersangka, Dalami Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Ada Pelaku Lain?
Polisi Tangkap 2 Tersangka, Dalami Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Ada Pelaku Lain?
Jawa Barat
Drama Pelarian Sopir Bank Jatim, Bawa Kabur Rp10 M, Beli Rumah Baru, Ditangkap Saat Tidur
Drama Pelarian Sopir Bank Jatim, Bawa Kabur Rp10 M, Beli Rumah Baru, Ditangkap Saat Tidur
Jawa Tengah
19 Orang Tewas dalam Demo Nepal, Dipicu Pemblokiran Media Sosial dan Korupsi
19 Orang Tewas dalam Demo Nepal, Dipicu Pemblokiran Media Sosial dan Korupsi
Kalimantan Timur
DPO Pembunuhan Jadi Anggota DPRD, Penerbitan SKCK Dipertanyakan
DPO Pembunuhan Jadi Anggota DPRD, Penerbitan SKCK Dipertanyakan
Sulawesi Selatan
Respons 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu Purbaya: Saya Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi, Hilang Otomatis
Respons 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu Purbaya: Saya Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi, Hilang Otomatis
Jawa Barat
Siapa Mochamad Irfan Yusuf, Cucu KH Hasyim Asy’ari yang Dilantik Jadi Menteri Haji dan Umrah?
Siapa Mochamad Irfan Yusuf, Cucu KH Hasyim Asy’ari yang Dilantik Jadi Menteri Haji dan Umrah?
Jawa Timur
Lisa Mariana Dijadwalkan Hadir di Bareskrim untuk Pemeriksaan Dugaan Pencemaran Nama Baik RK
Lisa Mariana Dijadwalkan Hadir di Bareskrim untuk Pemeriksaan Dugaan Pencemaran Nama Baik RK
Jawa Barat
Anggota DPRD Wakatobi Ternyata Tersangka Pembunuhan, 11 Tahun Jadi DPO
Anggota DPRD Wakatobi Ternyata Tersangka Pembunuhan, 11 Tahun Jadi DPO
Sulawesi Selatan
Dito Ariotedjo Sempat Tinjau Persiapan Haornas 2025 Sebelum Menpora  Di-reshuffle Prabowo
Dito Ariotedjo Sempat Tinjau Persiapan Haornas 2025 Sebelum Menpora Di-reshuffle Prabowo
Jawa Barat
Harga Emas Hari Ini, 9 September 2025, Antam Stabil, UBS Melonjak Rp20.000, Galeri 24 Naik Tipis
Harga Emas Hari Ini, 9 September 2025, Antam Stabil, UBS Melonjak Rp20.000, Galeri 24 Naik Tipis
Kalimantan Timur
Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Kena Reshuffle, Ini Kata Budi Arie
Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Kena Reshuffle, Ini Kata Budi Arie
Kalimantan Timur
Harga Emas Hari Ini 9 September 2025 di Pegadaian: UBS dan Galeri24 Naik, Antam Stabil
Harga Emas Hari Ini 9 September 2025 di Pegadaian: UBS dan Galeri24 Naik, Antam Stabil
Jawa Barat
Ferry Irwandi Siap Hadapi Laporan Satsiber TNI, Tegaskan Tidak Pernah Dihubungi
Ferry Irwandi Siap Hadapi Laporan Satsiber TNI, Tegaskan Tidak Pernah Dihubungi
Jawa Timur
Duka Keluarga Menyertai Kecelakaan Bus ALS, 2 Atlet Muda Karate Berprestasi Jadi Korban Tewas
Duka Keluarga Menyertai Kecelakaan Bus ALS, 2 Atlet Muda Karate Berprestasi Jadi Korban Tewas
Sumatera Utara
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau