Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Post Traumatic Stress Disorder? Ketahui Gejalanya

Kompas.com - 16/08/2024, 17:05 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Post Traumatic Stress Risorder (PTSD) atau Gangguan Stres Pasccatrauma adalah kondisi kesehatan mental yang dialami seseorang setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis.

Seseorang dapat mengalami hal ini sebagai sesuatu yang berbahaya secara emosional atau fisik, atau juga mengancam jiwa, sehingga dapat memengaruhi kesehatan mental, fisik, sosial, dan/atau spiritualnya.

Lebih lanjut tentang apa itu PTSD dapat dibaca pada ulasan singkat berikut.

Baca juga: Waspadai, 5 Tanda Fisik Depresi yang Tersembunyi

Apa itu Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)?

PTSD (gangguan stres pascatrauma) adalah kondisi kesehatan mental yang dialami sebagian orang setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis.

Peristiwa traumatis tersebut dapat mengancam jiwa atau menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap kesehatan fisik, emosional, atau spiritual seseorang.

Adapun beberapa peristiwa traumatis tersebut termasuk bencana alam, kecelakaan serius, aksi teroris, perang atau pertempuran, pemerkosaan atau pelecehan seksual, trauma historis, kekerasan oleh pasangan intim, perundungan, dan kematian mendadak orang yang dicintai.

Baca juga: 12 Cara Hidup Bahagia Tanpa Stres, Mulai dari Kebiasaan Kecil

PTSD dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia.

Mereka yang mengalaminya memiliki pikiran dan perasaan yang intens dan mengganggu terkait dengan pengalaman yang berlangsung lama setelah kejadian tersebut.

Gejala PTSD

Untuk mendapatkan diagnosis PTSD, gejala-gejalanya harus berlangsung selama lebih dari satu bulan dan menyebabkan tekanan atau masalah yang signifikan dalam fungsi sehari-hari seseorang.?

Gejala-gejala PTSD terbagi dalam empat kategori:

Intrusi:

  • Pikiran yang mengganggu, seperti ingatan yang berulang-ulang dan tidak disengaja.
  • Mimpi buruk.
  • Kilas balik peristiwa traumatis, yang bisa sangat jelas dan terasa nyata.

Baca juga: Apakah Stres Bisa Membuat Cepat Tua? Simak Penjelasannya

Penghindaran:

  • Menghindari pengingat peristiwa traumatis, seperti orang, tempat, aktivitas, benda, dan situasi.
  • Menghindari mengingat atau memikirkan peristiwa traumatis.
  • Menghindari berbicara tentang apa yang terjadi atau bagaimana perasaan tentang hal itu.

Perubahan dalam pemikiran dan suasana hati:

  • Ketakutan, kengerian, kemarahan, rasa bersalah atau rasa malu yang berkelanjutan.
  • Hilangnya ingatan akan aspek-aspek penting dari peristiwa traumatis.
  • Pikiran dan perasaan negatif dan menyimpang yang terus berlanjut tentang diri sendiri atau orang lain.
  • Pikiran yang terdistorsi tentang penyebab atau akibat dari peristiwa yang mengarah pada menyalahkan diri sendiri atau orang lain secara keliru.
  • Merasa terpisah dari orang lain.
  • Tidak lagi menikmati aktivitas yang pernah dilakukan.
  • Tidak dapat mengalami emosi positif.

Perubahan gairah dan reaktivitas:

  • Mudah tersinggung dan meledak-ledak.
  • Perilaku sembrono atau merusak diri sendiri.
  • Terlalu waspada terhadap lingkungan sekitar Anda (hiperwaspadaan).
  • Mudah terkejut.
  • Masalah konsentrasi atau tidur.

Baca juga: Kenali, 9 Tanda Anak Mengalami Stres

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Relationship
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
Relationship
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Beauty & Grooming
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Beauty & Grooming
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Parenting
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Parenting
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Relationship
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Parenting
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
BrandzView
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
Fashion
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Parenting
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Parenting
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau