Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika anak mengalami diare, banyak orangtua yang bingung menentukan makanan apa yang boleh atau tidak boleh diberikan.
Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A, sebagian besar anak tetap boleh makan seperti biasa selama makanannya matang dan bersih.
“Kalau anak diare itu bebas, boleh diberikan makanan apa saja asalkan matang dan bersih. Kecuali jika diare terjadi karena reaksi alergi, sebaiknya hindari makanan pemicu alerginya,” jelas dr. Rizky dalam acara Health Talk Pediatric Emergency di Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, belum lama ini.
Baca juga: 3 Penyebab Diare Secara Umum dan Tanda yang Perlu Diwaspadai
Menurutnya, salah satu penyebab anak diare yang sering terjadi adalah infeksi virus atau bakteri, sehingga menjaga kebersihan makanan dan peralatan makan menjadi langkah utama dalam mencegah kondisi makin parah.
Dalam beberapa kasus, diare bisa muncul sebagai reaksi alergi terhadap makanan tertentu, seperti susu sapi, telur, atau kacang.
Jika penyebabnya adalah alergi, ia menyarankan agar makanan pemicu segera dihentikan untuk mencegah gejala berulang.
“Kalau diare karena alergi, ya harus hindari makanan pemicunya. Jadi orangtua perlu tahu dulu pemicu alerginya apa,” ujarnya.
Ia menambahkan, penting bagi orangtua untuk memperhatikan reaksi anak setiap kali mencoba jenis makanan baru, terutama saat anak masih dalam masa MPASI (Makanan Pendamping ASI).
Diare umumnya membuat anak kehilangan nafsu makan karena perut terasa tidak nyaman.
Namun, Rizky menekankan agar orangtua tetap memberikan makanan dalam porsi kecil, tetapi dengan frekuensi lebih sering.
“Ketika anak diare, biasanya nafsu makannya menurun dan ini wajar terjadi. Sebaiknya orangtua bermain di porsi makan anak saja,” jelasnya.
Baca juga: Diare Bisa Sebabkan Dehidrasi pada Anak, Ini 3 Cara Mencegahnya
“Coba berikan setengah porsi dari biasanya, tetapi interval waktu pemberian makannya lebih sering. Misalnya, diberi makan setiap dua jam sekali,” tambahnya.
Dengan cara ini, tubuh anak tetap mendapat asupan energi dan nutrisi meski jumlah makannya tidak sebanyak biasanya.
Pemberian makanan secara bertahap juga membantu sistem pencernaan anak bekerja lebih ringan.
Rizky menegaskan, hal paling penting ketika anak diare adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh.