Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Anak CIBI (Cerdas Istimewa, Berbakat Istimewa), perlu difasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah dan orangtua. Langkah ini untuk mendorong potensi mereka menjadi anak yang berprestasi secara akademik dan non-akademik.
“Kalau kebutuhan anak CIBI tidak terpenuhi, itu memang bisa berujung pada disengagement (ketidaktertarikan). (Anak CIBI) menarik diri dari kegiatan-kegiatan belajar,” terang psikolog pendidikan yang berpraktik mandiri, Gretta Ludwina, M.Psi., saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (1/11/2025).
Baca juga:
Sebagai informasi, anak CIBI adalah anak yang terlahir dengan tingkat kecerdasan dan/atau bakat yang melebihi rata-rata, dengan IQ minimal 130. Anak CIBI punya komitmen tinggi terhadap tugas yang diberikan dan kreativitas yang tinggi.
Anak CIBI bisa menarik diri dari kegiatan belajar. Sebab, mereka disebut merasa bosan lantaran harus menyamakan kecepatan belajar anak-anak lainnya.
Kemampuan anak CIBI disebut lebih tinggi sehingga mereka perlu lebih banyak stimulasi.
Inilah mengapa anak CIBI yang tidak difasilitasi dengan baik bisa berujung pada prestasi yang rendah.
“Mereka hasil belajarnya tidak sesuai dengan potensi tinggi yang mereka sebenarnya miliki,” tutur Gretta.
Baca juga:
Anak CIBI punya kecerdasan di atas rata-rata dan butuh stimulasi yang tepat. Jika tidak difasilitasi, mereka bisa kehilangan minat belajar.“Mereka bisa memunculkan perilaku-perilaku bandel, tergantung ke masing-masing anak. Bukan sesuatu yang 100 persen pasti akan terjadi, tapi ada kemungkinan besar bisa seperti itu,” sambung dia.
Hal ini karena anak CIBI tidak mendapatkan stimulasi yang tepat berdasarkan potensi dan kemampuannya.
Ketika anak CIBI menyukai sesuatu yang menantang, mereka bisa mencari dan melakukan hal lain yang mungkin terlihat seperti perilaku bandel.
“Ini mungkin lebih banyak dijumpai di anak-anak yang berusia lebih muda, di lingkungan-lingkungan yang sistem pembelajarannya mungkin belum terlalu terstruktur seperti TK bukan di kelas-kelas yang lebih menengah ke atas,” kata Gretta.
Baca juga: