KOMPAS.com - Membanjirnya berita atau informasi tentang topik-topik politik belakangan ini mungkin membuat sebagian dari kita kewalahan (overwhelmed). Terlebih jika beritanya bermuatan (tone) negatif.
Apalagi, banjir informasi ini seolah membuat kita harus terus mencari jawaban agar tak ketinggalan dengan berita terbaru.
Tak jarang, perasaan ini juga memicu stres bagi sebagian orang.
Apakah kamu juga mengalaminya? Jika ya, apa yang perlu dilakukan?
Psikolog Samanta Elsener MPsi menuturkan, membatasi diri dari media sosial menjadi salah satu cara yang perlu dilakukan jika merasa kewalahan dengan banjirnya berita belakangan ini.
"Jika terasa overwhelmed atau kewalahan dengan berita baiknya membatasi diri dari sosial media agar tidak terpapar dengan konten-konten yang triggering (memicu)," ujar Samanta kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2024).
Terkait membatasi diri dari media sosial, sebuah laporan yang dipublikasikan melalui situs Harvard University menyebutkan, media sosial memang didesain untuk menstimulasi reaksi emosional yang kuat, seringkali emosi negatif.
Sejumlah studi menemukan bahwa penggunaan media sosial meningkatkan perasaan stres, kesepian, dan depresi.
Untuk itu, membatasi penggunaannya, misalnya hanya beberapa jam saja atau membuka satu kali sehari mungkin bisa membantu mencegahnya.
Fokuslah pada apa yang bisa kita kontrol. Apa yang terjadi di sekitar, seperti kejadian politik nasional maupun global, seringkali di luar kontrol kita.
Jika sudah merasa kewalahan, cobalah mengalihkan perhatian pada keluarga, teman, komunitas, atau hobi sehingga kita bisa lebih produktif dan tenang.
Adapun beberapa gejala fisik yang mungkin dirasakan ketika kita merasakan kewalahan tersebut, menurut Samanta, antara lain capek, pusing, leher tegang, cemas atau resah, serta jengah saat membaca berita-berita tertentu.
Selain itu, di tengah banjir informasi, penyebaran hoax atau informasi yang salah juga rentan terjadi, baik dilakukan oleh orang dekat, orang lain di media sosial, maupun diri kita sendiri.
Oleh karena itu, Samanta menyarankan agar setiap melihat konten kita selalu mencermati validitasnya. Tidak perlu ikut menyebarkan kesalahan jika memang tidak bisa memastikan kebenaran sebuah informasi.
Ingatlah bahwa tidak semua informasi harus kita sebarkan.
"Setiap kali lihat konten, coba untuk dicermati apakah beritanya valid dan perlu ikut menyebarkan atau tidak dengan pertimbangan seberapa bermakna baik dan benar jika konten tersebut disebarkan, sehingga bisa lebih bijak dalam ber-social media," tuturnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini