Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Baru-baru ini, kasus tenggelamnya balita kembar di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada Jumat, 10 Januari 2025 menjadi sorotan publik.
Dikabarkan, dua balita yang berusia kurang lebih satu tahun itu tercebur ke kolam ikan depan rumahnya, ketika orangtua sang kembar sedang tidur siang di dalam rumah.
Mengalami kejadian tragis yang melibatkan anak, adalah salah satu pengalaman paling menyakitkan bagi orangtua dan bisa menghancurkan kepercayaan dirinya dalam mengasuh.
Baca juga: Tragedi Balita Tercebur Kolam Ikan, Mengapa Pengawasan Orangtua Penting?
Namun, penting bagi orangtua untuk menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri kembali, agar dapat melanjutkan kehidupan dan memberikan pengasuhan yang optimal bagi anak lainnya di masa depan.
Menurut Psikolog Anak, Gloria Siagian M. Psi., menumbuhkan kepercayaan diri kembali dapat dilakukan setelah orangtua mampu menerima apa yang telah terjadi dan melepaskan diri dari perasaan bersalah.
“Kalau memang rasa bersalah tidak bisa ditangani sendiri, saya rasa pergi ke profesional adalah sebuah keharusan,” ujarnya kepada Kompas.com, pada Kamis (16/01/2025).
Setelah berhasil mengesampingkan perasaan bersalah, orangtua dapat menempatkan peristiwa tersebut pada porsi yang objektif dan tepat.
Dalam menghadapi kejadian seperti ini, orangtua perlu melihatnya sebagai bagian dari proses pembelajaran, bukan sebagai akhir dari perjalanan mereka sebagai orangtua.
Menurutnya, hal ini juga membuka kesempatan bagi orangtua untuk melakukan refleksi diri.
"Jadi dia bisa belajar dari kejadian dan melihat, 'oh oke, ternyata ini kesalahan saya kemarin.',” tambahnya.
Mengakui adanya kesalahan bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah pertama dalam perbaikan diri dan memperbaiki cara mengasuh anak ke depannya.
Proses ini penting untuk memperkuat ketahanan mental orangtua. Setelah momen refleksi, orangtua dapat mulai mengoreksi diri dan mengambil langkah-langkah preventif.
"Kemudian dia akan mengoreksi diri dan mengantisipasi, 'oke kedepannya saya tidak akan melakukan hal itu lagi.',” jelasnya lebih lanjut.
Baca juga: Jangan Lepas Balita di Lingkungan Berisiko, Awasi dengan 8 Langkah Ini
Ini adalah bagian dari cara orangtua memperbaiki pola pengasuhan mereka dengan lebih bijak dan penuh pertimbangan.
Namun, dalam proses ini, dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah krusial.
"Tapi memang harus didampingi support system, sehingga dia bisa pulih dan melihat kejadian tersebut dari mata yang objektif," katanya.
Tanpa adanya dukungan sosial, perasaan bersalah atau tekanan bisa terus membayangi, menghambat proses penyembuhan dan kebangkitan rasa percaya diri orangtua.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini