KOMPAS.com – Aktris Putri Patricia baru-baru ini mengungkap bahwa dirinya mengidap skoliosis, yaitu kelainan tulang belakang yang menyebabkan tulang melengkung ke samping.
Kabar tersebut ia bagikan di akun Instagram @putripatricia888. Ia menjelaskan, dirinya mengetahui kondisi tersebut setelah menjalani pemeriksaan MRI.
“Setelah kemarin rontgen dan pakai tambahan MRI, jelas sudah nih, fix kalau badan saya memang ada bawaan skoliosis 11 derajat,” ujar Putri, dikutip Kompas.com, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Apa Itu Skoliosis? Kelainan Tulang yang Diidap Putri Patricia
Meski derajat kelengkungannya tergolong ringan, Putri mengaku merasakan gejala yang cukup menyiksa saat kambuh. Ia pun menjadikan kondisi ini sebagai pengingat untuk lebih peduli terhadap tubuhnya.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya skoliosis pada seseorang. Berikut penjelasannya.
Melansir dari Cleveland Clinic, sebagian besar kasus skoliosis tergolong idiopatik, artinya penyebab pastinya belum diketahui.
Namun, riset menunjukkan adanya kecenderungan genetik. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan riwayat skoliosis, maka risiko mengalaminya pun meningkat.
Menurut laporan Mayo Clinic, beberapa kasus skoliosis terjadi akibat kelainan bentuk tulang belakang yang sudah ada sejak bayi masih dalam kandungan.
Kondisi ini disebut skoliosis kongenital, ketika tulang belakang tidak terbentuk sempurna saat masa perkembangan janin.
Kelainan ini biasanya terdeteksi saat lahir atau dalam masa anak-anak, dan bisa berkembang seiring pertumbuhan.
Skoliosis juga bisa disebabkan oleh gangguan pada otot dan saraf yang menyokong tulang belakang.
Baca juga: 9 Tips Menjaga Kesehatan Tulang Seiring Bertambah Usia
Jenis ini disebut neuromuskular scoliosis dan umumnya terjadi pada penderita kondisi seperti cerebral palsy, spina bifida, atau distrofi otot (muscular dystrophy).
Karena lemahnya kontrol otot dan koordinasi saraf, tulang belakang menjadi tidak stabil dan melengkung.
Cedera berat atau trauma pada tulang belakang juga dapat memicu skoliosis. Misalnya, setelah kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada tulang atau jaringan di sekitar tulang belakang.
Selain cedera, infeksi atau tumor di sekitar tulang belakang juga bisa menyebabkan kelengkungan abnormal.