KOMPAS.com - Menjaga privasi bukan berarti menutup diri. Namun, memang ada informasi yang lebih baik dipendam sendiri demi ketenangan pikiran dan hubungan sosial yang sehat.
Psikologi menilai, tidak semua hal dalam hidup layak diceritakan ke orang lain, bahkan kepada teman dekat.
Membatasi apa yang kita bagikan adalah langkah bijak untuk melindungi diri sendiri dari konflik, rasa tidak nyaman, dan risiko disalahartikan.
Dengan kata lain, membatasi apa yang kita bagikan bukanlah sikap tertutup, melainkan langkah bijak untuk melindungi diri.
Baca juga: 5 Rahasia yang Tidak Harus Dibagikan pada Pasangan
Berikut delapan hal yang sebaiknya kamu pertimbangkan sebelum dibagikan kepada orang lain.
Pertengkaran dengan rekan kerja, perselisihan keluarga, atau perdebatan dengan teman adalah hal wajar.
Namun, menceritakan konflik pribadi ke orang lain justru bisa menambah drama. Setiap orang punya sudut pandang sendiri dan bisa memperkeruh masalah.
Ada baiknya menyelesaikan konflik langsung dengan pihak yang bersangkutan, bukan menjadikannya bahan cerita.
Baca juga: 12 Cara Menenangkan Hati dan Pikiran Menurut Psikologi
Topik uang sering menimbulkan rasa tidak nyaman dan hal yang sensitif bagi sebagian orang.
Gaji, utang, atau masalah keuangan bisa memicu kecemburuan, rasa iba atau bahkan penghakiman.
Jadi, jika kamu memang memiliki masalah keuangan, lebih baik dirahasiakan daripada memicu prahara dengan orang lain di kemudian hari.
Mencari dukungan saat sakit itu wajar, tetapi membagikan riwayat kesehatan ke banyak orang dapat menimbulkan asumsi atau perlakuan berbeda.
Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak yang Merendahkan Fisik Orang Lain, Ini Saran Psikolog
Sebaiknya, hanya ceritakan kepada orang yang memang perlu tahu, seperti keluarga inti atau tenaga medis.
Kesehatan adalah ranah pribadi dan kamu berhak untuk melindunginya.
Ketika hubungan dengan pasangan sedang sulit, curhat ke teman memang membuat perasaan lebih lega.