Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Hidup Naik, Bitcoin (BTC) Jadi Pilihan Baru Investasi Masyarakat

Kompas.com - 06/07/2025, 20:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Tekanan ekonomi yang terus meningkat membuat masyarakat Indonesia mengubah cara mereka mengelola keuangan. Di tengah kenaikan biaya hidup, kripto mulai dilirik sebagai alternatif investasi jangka panjang yang dianggap mampu menjaga dan menumbuhkan nilai aset.

Laporan YouGov yang dilakukan secara daring terhadap 2.067 orang dewasa di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat kini lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial. Mereka juga makin melek digital dan mulai mempertimbangkan pilihan investasi di luar instrumen konvensional.

Emas masih menjadi pilihan dominan. Namun, minat terhadap aset kripto tumbuh signifikan, terutama di kalangan muda yang lebih terbuka pada teknologi baru.

Survei terpisah yang dilakukan Consensys dan YouGov pada 2024 terhadap 1.041 responden berusia 18 hingga 65 tahun mencatat bahwa tingkat kepercayaan terhadap aset digital meningkat, sementara kepercayaan terhadap layanan keuangan tradisional menurun.

Baca juga: Bursa Kripto COIN IPO di BEI, Sudah Bisa Pesan di Harga Rp 100

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, mengatakan bahwa tekanan ekonomi mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dan berpikir ulang soal cara mereka menjaga kekayaan.

“Kami melihat perubahan signifikan dalam mindset keuangan masyarakat. Di tengah tekanan biaya hidup, semakin banyak orang yang mulai mencari cara untuk mengembangkan aset, bukan hanya menyimpannya,” kata Calvin dalam keterangannya, Jumat (5/7/2025).

Ia menambahkan bahwa saat ini adalah momen penting untuk memperluas edukasi keuangan, termasuk memperkenalkan aset digital sebagai bagian dari strategi investasi jangka panjang.

“Situasi ekonomi saat ini membuat masyarakat mencari alternatif yang bisa membantu mereka menjaga dan menumbuhkan nilai kekayaan. Aset digital seperti kripto menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan karena bisa diakses lebih luas dan menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik,” ujarnya.

Baca juga: Harga Bitcoin Tembus Rp 1,77 Miliar, Ini Pendorong Reli Terbarunya

Bitcoin dan Debat Zero-sum Game

Peningkatan adopsi kripto memicu perdebatan baru di ruang publik, khususnya mengenai peran Bitcoin dalam sistem ekonomi. Di media sosial, muncul anggapan bahwa Bitcoin adalah permainan zero-sum, di mana keuntungan satu pihak berarti kerugian pihak lain.

Namun menurut Calvin, anggapan tersebut tidak akurat. Ia menilai Bitcoin merupakan bagian dari sistem positive-sum game, yaitu sistem yang memungkinkan semua pihak mendapatkan manfaat lewat partisipasi dan inovasi.

“Bitcoin bukan zero-sum game karena nilainya tidak hanya datang dari spekulasi, tapi dari kepercayaan, adopsi teknologi, dan fungsinya sebagai alternatif sistem keuangan,” ujarnya.

Baca juga: Jika The Fed Turunkan Suku Bunga, Harga Bitcoin (BTC) Berpotensi Tembus Rekor

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau