KOMPAS.com – Kasus kematian seorang balita akibat cacingan yang terlambat ditangani memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.
Rasa waswas terhadap risiko infeksi cacing kini ramai dibahas di media sosial. Beberapa konten bahkan menampilkan generasi Z berbondong-bondong membeli dan mengonsumsi obat cacing sebagai langkah pencegahan terhadap cacing gelang.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran baru karena penggunaan obat cacing tanpa indikasi medis bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Dr. Riyadi, SpA Subs IPT (K) MKes, anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, mengingatkan masyarakat agar tetap bijak dalam mengonsumsi obat cacing.
“Minum obat cacing kalau memang ada gejala itu boleh, dari umur satu tahun sampai dewasa. Kalau di bawah satu tahun, obat yang aman adalah pirantel pamoat. Namun, untuk anak di atas satu tahun dan orang dewasa, konsumsi obat sebaiknya dilakukan atas saran dokter,” kata dr. Riyadi dalam wawancara virtual, Jumat (22/8/2025).
Menurut dr. Riyadi, obat cacing termasuk golongan antimikroba yang bekerja melawan mikroorganisme. Sama seperti antibiotik, obat ini tidak boleh dikonsumsi sembarangan.
Baca juga: Ramai soal Pentingnya Minum Obat Cacing Setiap 6 Bulan Sekali, Benarkah?
“Kalau digunakan secara berlebihan tanpa indikasi yang jelas, ada kemungkinan menimbulkan resistensi meskipun saat ini belum ada bukti nyata, tapi kita harus waspada. Selain itu, setiap obat tetap punya efek samping meski kecil. Jadi kalau tidak ada gejala, lebih baik jangan minum,” jelas dr. Riyadi.
Ia juga menekankan pentingnya mengikuti rekomendasi resmi dari tenaga kesehatan atau dinas kesehatan setempat.
“Ikuti indikasi dan anjuran yang diberikan dokter atau otoritas kesehatan. Jangan hanya ikut-ikutan tren di media sosial,” tegas dr. Riyadi.
Lebih jauh, dr. Riyadi menjelaskan mekanisme kerja obat cacing.
“Rata-rata obat cacing bekerja dengan membuat larva terbunuh atau menghambat kemampuan cacing menyerap glukosa. Jadi cacing tidak mendapatkan gula, kemudian mati secara alamiah. Itu wajar jika cacing keluar bersama feses. Justru bagus, berarti obat bekerja, yang berbahaya kalau cacingnya malah mati dan menyumbat di dalam usus,” paparnya.
Baca juga: Balita Meninggal Akibat Infeksi Cacing, Anggota DPR: Alarm Serius Perlindungan Sosial
Berdasarkan penjelasan dr. Riyadi, berikut panduan konsumsi obat cacing yang tepat:
Kasus kematian balita ini menjadi pengingat pentingnya deteksi dini dan penanganan medis yang tepat. Cacingan bukanlah penyakit sepele, namun juga tidak bisa diatasi dengan minum obat secara sembarangan.
Peran orang tua tetap krusial, mulai dari menjaga kebersihan anak, mengawasi pola makan, hingga rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, untuk mencegah penyakit ini.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini