Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair Ungkap Bahaya Gas Air Mata, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Kompas.com - 01/09/2025, 19:57 WIB
Tri Indriawati

Editor

KOMPAS.com - Penggunaan gas air mata kembali menjadi sorotan setelah aparat kepolisian menembakkannya dalam sejumlah demonstrasi besar di Indonesia.

Asap putih yang mengepul di jalanan kerap membuat peserta aksi berhamburan, mengalami sesak napas, hingga membutuhkan bantuan medis.

Lantas, seberapa berbahayakah gas air mata bagi kesehatan manusia, dan bagaimana cara mengatasinya bila terkena paparan?

Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, Senjata Perang Dunia yang Kini Jadi Alat Pengendali Demo

Kandungan Kimia Gas Air Mata

Menurut Shoim Hidayat, pakar toksikologi Universitas Airlangga (Unair), gas air mata dibuat dari berbagai senyawa kimia dengan sifat dasar iritan kuat.

Beberapa di antaranya adalah:

  • CS (chlorobenzylidene malononitrile)
  • CN (chloroacetophenone)
  • CR (dibenzoxazepine)
  • DM (diphenylaminechlororarsine)
  • Oleoresin Capsicum (semprotan merica)

Dari senyawa tersebut, jenis CS adalah yang paling banyak digunakan dan diproduksi di Indonesia.

Cara Kerja Gas Air Mata

Shoim menjelaskan, gas air mata bekerja dengan mengiritasi selaput lendir (mukosa) tubuh manusia. Bagian yang paling terdampak biasanya adalah:

  • Mata: menimbulkan rasa perih, air mata berlebih, hingga risiko gangguan penglihatan.
  • Saluran pernapasan: memicu batuk, sesak napas, dan pembengkakan saluran udara.
  • Kulit dan saluran pencernaan: menimbulkan rasa perih, gatal, atau mual ketika terhirup.

Bahaya Bergantung Kadar dan Durasi Paparan

Menurut Shoim, bahaya gas air mata sangat ditentukan oleh kadar konsentrasi dan lama paparan.

  • Paparan singkat dengan kadar rendah: hanya menimbulkan pedih dan sesak sementara, pulih dalam 30 menit hingga 1 jam.
  • Paparan tinggi atau lama: dapat memicu radang berat, komplikasi pernapasan, hingga kematian.

"Kalau kadarnya itu rendah dan sebentar, efeknya akan terasa sekitar 20 detik dan hilang sekitar 30 menit sampai 1 jam. Tapi kalau parah, itu akan terjadi komplikasi dan itulah yang akan mengakibatkan kematian," jelas Shoim, dikutip dari situs resmi Unair, Senin (1/9/2025).

Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (1/9/2025), berujung ricuh hingga malam.Pandawa Borniat/kompas.com Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (1/9/2025), berujung ricuh hingga malam.

Risiko Radang dan Komplikasi

Gas air mata dapat menimbulkan radang ringan hingga berat.

Pada mata, radang berat bisa menyebabkan kerusakan kornea hingga kebutaan.

Pada saluran pernapasan, pembengkakan parah dapat mengakibatkan penyempitan jalan napas.

Dalam kondisi serius, hal ini memicu sindrom pernapasan akut yang berpotensi fatal.

Shoim menegaskan, gas air mata tidak secara langsung menyebabkan kematian, tetapi efek iritasi dan komplikasi yang ditimbulkan bisa berakibat fatal, terutama di ruang tertutup dengan oksigen terbatas.

Cara Mengatasi Jika Terkena Gas Air Mata

Meski berbahaya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi efek paparan gas air mata:

Halaman:


Terkini Lainnya
Anggota DPRD Wakatobi Ternyata Tersangka Pembunuhan, 11 Tahun Jadi DPO
Anggota DPRD Wakatobi Ternyata Tersangka Pembunuhan, 11 Tahun Jadi DPO
Sulawesi Selatan
Dito Ariotedjo Sempat Tinjau Persiapan Haornas 2025 Sebelum Menpora  Di-reshuffle Prabowo
Dito Ariotedjo Sempat Tinjau Persiapan Haornas 2025 Sebelum Menpora Di-reshuffle Prabowo
Jawa Barat
Harga Emas Hari Ini, 9 September 2025, Antam Stabil, UBS Melonjak Rp20.000, Galeri 24 Naik Tipis
Harga Emas Hari Ini, 9 September 2025, Antam Stabil, UBS Melonjak Rp20.000, Galeri 24 Naik Tipis
Kalimantan Timur
Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Kena Reshuffle, Ini Kata Budi Arie
Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Kena Reshuffle, Ini Kata Budi Arie
Kalimantan Timur
Harga Emas Hari Ini 9 September 2025 di Pegadaian: UBS dan Galeri24 Naik, Antam Stabil
Harga Emas Hari Ini 9 September 2025 di Pegadaian: UBS dan Galeri24 Naik, Antam Stabil
Jawa Barat
Ferry Irwandi Siap Hadapi Laporan Satsiber TNI, Tegaskan Tidak Pernah Dihubungi
Ferry Irwandi Siap Hadapi Laporan Satsiber TNI, Tegaskan Tidak Pernah Dihubungi
Jawa Timur
Duka Keluarga Menyertai Kecelakaan Bus ALS, 2 Atlet Muda Karate Berprestasi Jadi Korban Tewas
Duka Keluarga Menyertai Kecelakaan Bus ALS, 2 Atlet Muda Karate Berprestasi Jadi Korban Tewas
Sumatera Utara
Riwayat SMA Gibran Digugat, Bagaimana Sebenarnya Syarat Pendidikan Wapres?
Riwayat SMA Gibran Digugat, Bagaimana Sebenarnya Syarat Pendidikan Wapres?
Jawa Tengah
Siapa Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru Pengganti Sri Mulyani?
Siapa Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru Pengganti Sri Mulyani?
Kalimantan Timur
Konsultasi Hukum dengan Polda Metro, TNI Siapkan Langkah Tegas terhadap Ferry Irwandi
Konsultasi Hukum dengan Polda Metro, TNI Siapkan Langkah Tegas terhadap Ferry Irwandi
Jawa Barat
11 Tahun Buron, Tersangka Pembunuhan di Wakatobi Malah Jadi Anggota DPRD
11 Tahun Buron, Tersangka Pembunuhan di Wakatobi Malah Jadi Anggota DPRD
Sulawesi Selatan
Daftar Menteri Kena Reshuffle Prabowo, Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri Kena Reshuffle Prabowo, Sri Mulyani hingga Budi Arie
Jawa Tengah
Prabowo Reshuffle Kabinet, Apakah Sri Mulyani Mengundurkan Diri?
Prabowo Reshuffle Kabinet, Apakah Sri Mulyani Mengundurkan Diri?
Jawa Timur
Jadwal KRL Jogja–Solo Hari Ini, 9 September 2025, Cek Jam Keberangkatan di Tiap Stasiun
Jadwal KRL Jogja–Solo Hari Ini, 9 September 2025, Cek Jam Keberangkatan di Tiap Stasiun
Jawa Tengah
Jadwal KRL Solo–Jogja Hari Ini, 9 September 2025, Cek Jam Keberangkatan di Tiap Stasiun
Jadwal KRL Solo–Jogja Hari Ini, 9 September 2025, Cek Jam Keberangkatan di Tiap Stasiun
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau