KOMPAS.com - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, buka suara terkait keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang dinilai merugikan olahraga Indonesia.
Dewan Eksekutif IOC baru-baru ini mengeluarkan empat keputusan yang mengguncang dunia olahraga Tanah Air.
Dua poin di antaranya adalah IOC akan menutup dialog dengan Indonesia perihal penyelenggaraan Olimpiade dan turunannya.
Kemudian, merekomendasikan kepada federasi olahraga internasional untuk tidak melangsungkan kejuaraan di Indonesia.
Semua itu sebagai imbas dari pembatalan visa atlet Israel yang akan bertanding di Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 di Jakarta.
Baca juga: Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025: Pesenam Putri Rusia Juara All-Around Usai Hampir Pensiun
IOC menilai itu sebagai bentuk dari diskriminasi dalam olahraga dan mencederai semangat Olimpiade.
Menanggapi situasi yang berkembang belakangan ini, Ketum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mengatakan pihaknya memang sudah meminta waktu untuk bertemu dengan IOC menyusul pembatalan visa atlet-atlet Israel.
Inisiatif ini diambil sebelum IOC, dalam keputusannya, meminta NOC Indonesia untuk hadir dalam pertemuan dengan Federasi Gimnastik Internasional (FIG).
Oktohari mengatakan pihaknya menyadari potensi akan konsekuensi dari sikap yang diambil oleh pemerintah Indonesia.
Namun, sikap yang diambil oleh Indonesia selaras dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
Terlebih, Indonesia dan Israel juga tak memiliki hubungan diplomatik.
Baca juga: Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 di Jakarta Dipastikan Tanpa Atlet Israel
Maka itu, pria 50 tahun tersebut ingin menjelaskan secara langsung kronologi yang terjadi agar informasi yang diterima oleh IOC tidak simpang siur.
Namun, IOC baru memberikan waktu bertemu pada 28 Oktober 2025 di kantor pusatnya, Lausanne, Swiss, terhitung satu pekan setelah mereka mengeluarkan keputusan tersebut.
"Sejak jauh-jauh hari, NOC Indonesia memang sudah meminta waktu untuk bertemu IOC, kemudian IOC memberikan waktu untuk bertemu pada 28 Oktober 2025," kata Oktohari dalam keterangan resmi NOC Indonesia, Sabtu (25/10/2025).
"Banyak hal yang akan didiskusikan bersama IOC. Sekaligus membahas keputusan terkini IOC."
"Kami mengerti pasti ada konsekuensi atas kejadian terakhir, tapi kami ingin menjelaskan secara langsung sehingga informasi yang diterima IOC bisa lebih komprehensif," ungkap dia.
Lebih lanjut, Oktohari mengakui pertemuan ini memang harus dilakukan untuk mencari solusi terbaik untuk Indonesia dan seluruh pihak terkait.
"Sampai saat ini, IOC belum pernah menghubungi saya secara langsung, jadi sebaiknya memang harus datang bertemu di headquarter IOC di Laussane, sehingga ada solusi terbaik terkait dinamika yang terjadi untuk saat ini dan yang akan datang," jelas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang