Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Manfaat dan Mudarat Big Data

Kompas.com - 19/03/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MAHA GURU perpajakan saya, DR. Hadi Poernomo mengajarkan saya tentang betapa penting apa yang disebut sebagai Big Data sebagai alat pendukung pengejawantahan kebijakan perpajakan.

Selama Big Data belum dihadirkan, maka perpajakan sulit diselenggarakan secara jujur dan adil sesuai sila Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia.

Pada hakikatnya manfaat Big Data bukan terbatas pada perpajakan saja, namun merambah ke segenap bidang kegiatan lembaga kepemerintahan, mulai dari pendidikan sampai ke kesehatan apalagi keuangan bahkan intelijen negara.

The Oxford English Dictionary memaknakan Big Data sebagai “data of a very large size, typically to the extent that its manipulation and management present significant logistical challenges.”

Menarik bahwa di samping management, ternyata Oxford Dictionary menghadirkan pula istilah manipulation yang cenderung berkonotasi negatif.

Memang Big Data rawan menjadi mudarat, apabila misalnya pada masa perang didayagunakan oleh para pihak yang terlibat di dalam perang sebagai data intelijen untuk menaklukkan dengan menyesatkan pihak lawan.

Big Data juga mudarat apabila pada negeri demokratis disalahgunakan untuk melindungi kepentingan kekuasaan penguasa dengan Big Data yang sudah dipola sesuai dengan tujuan pesanan penguasa.

Karena segenap data yang terkandung pada Big Data adalah buatan manusia, maka jelas bahwa Big Data tidak layak disakralkan secara dogmatis menjadi tujuan.

Pada hakikatnya Big Data sekadar alat untuk mencapai tujuan yang lebih mulia ketimbang Big Data itu sendiri.

Sama halnya dengan pisau, maka nilai mutu Big Data juga bukan konsepsual, namun kontekstual sepenuhnya tergantung pada niat tujuan manusia menggunakannya.

Menarik adalah temuan mutakhir para ilmuwan genetika yang tergabung di University of Illinois-Urbana Champaign konon telah berhasil meningkatkan daya penyimpanan data pada DNA yang sebenarnya sudah cukup “big” menjadi lebih “big” lagi, yaitu 215 bukan mega, tetapi petabyte yang berarti sejuta (!) kali lebih “big” ketimbang 215 megabyte.

Secara hormonal alami, DNA terdiri dari kombinasi empat nukleobasa: adenin, guanin, citosin, timin yang disimbolkan dengan huruf A, G, C, T dikembangkan susunan kombinasinya serta ditambah tujuh nukleobasa demi meningkatkan daya cetak biru untuk setiap organisme di alam semesta ini sehingga meningkatkan daya tampung DNA terhadap Big Data.

Untaian DNA melewati nanopore dalam protein yang dirancang khusus dapat mendeteksi unit terlepas alami atau sintetis.

Algoritma pembelajaran mesin kemudian memecahkan kode informasi yang tersimpan di alamnya.

Bagi yang meragukan kebenaran naskah yang ditulis oleh seorang insan awam genetika seperti saya ini silakan berkomunikasi langsung dengan para ilmuwan genetika The University of Illinois-Urbana Champaign .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Bukan Hanya Benjolan, Ini Gejala Awal Kanker Payudara yang Diungkap Para Pasien
Bukan Hanya Benjolan, Ini Gejala Awal Kanker Payudara yang Diungkap Para Pasien
Tren
Dokter Ungkap Gejala Kista di Rahim yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?
Dokter Ungkap Gejala Kista di Rahim yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?
Tren
3 Pasien Jelaskan Gejala Awal Leukemia Sebelum Didiagnosis Kanker Darah
3 Pasien Jelaskan Gejala Awal Leukemia Sebelum Didiagnosis Kanker Darah
Tren
Di Balik Kerusuhan Besar Los Angeles: Penyebab dan Langkah Kontroversial Trump
Di Balik Kerusuhan Besar Los Angeles: Penyebab dan Langkah Kontroversial Trump
Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Terlihat di Tangan, Mata, Betis, dan Kulit
Tanda Kolesterol Tinggi yang Terlihat di Tangan, Mata, Betis, dan Kulit
Tren
5 Tanaman untuk Mengusir Kecoak dari Rumah, Apa Saja?
5 Tanaman untuk Mengusir Kecoak dari Rumah, Apa Saja?
Tren
Jam Berapa Jepang Vs Indonesia? Ini Jadwal dan Link Pertandingannya
Jam Berapa Jepang Vs Indonesia? Ini Jadwal dan Link Pertandingannya
Tren
Jadwal Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Jadwal Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Tren
Update Ketegangan Thailand-Kamboja di Perbatasan, Sepakat Posisikan Ulang Pasukan
Update Ketegangan Thailand-Kamboja di Perbatasan, Sepakat Posisikan Ulang Pasukan
Tren
Resmi, Rincian Tarif Listrik Golongan Subsidi dan Non-subsidi per 9 Juni 2025
Resmi, Rincian Tarif Listrik Golongan Subsidi dan Non-subsidi per 9 Juni 2025
Tren
Cerita 3 Pasien yang Berhasil Sembuh dari Tumor Otak, Apa yang Dilakukan?
Cerita 3 Pasien yang Berhasil Sembuh dari Tumor Otak, Apa yang Dilakukan?
Tren
Bisakah Buat KK Sendiri jika Belum Menikah dan Masih Tinggal dengan Orangtua? Ini Kata Dukcapil
Bisakah Buat KK Sendiri jika Belum Menikah dan Masih Tinggal dengan Orangtua? Ini Kata Dukcapil
Tren
Gejala Serius Tumor Otak yang Diungkapkan 4 Pasien, Apa Saja yang Dirasakan?
Gejala Serius Tumor Otak yang Diungkapkan 4 Pasien, Apa Saja yang Dirasakan?
Tren
Apa Itu Teknik Jalan Kaki 3x3? Simak Beragam Manfaatnya
Apa Itu Teknik Jalan Kaki 3x3? Simak Beragam Manfaatnya
Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2025
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2025
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau