KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Instagram mengatakan bahwa seekor gajah yang akan dipindahkan dari satu wilayah ke wilayah lain menggunakan pesawat, maka di dalam kandang atau kabin pesawat tersebut harus dipenuhi oleh anak ayam.
Menurut unggahan tersebut, hal itu dilakukan agar gajah tetap diam dalam kandangnya dan tidak mengganggu penerbangan.
“Ketika seekor gajah harus diangkut dengan pesawat dari satu negara ke negara lain, kandangnya dipenuhi anak ayam. Mengapa? Karena, meskipun ukurannya besar, gajah sangat takut menyakiti. Karena alasan ini, ia tetap diam selama penerbangan, agar tidak berisiko menabrak salah satu dari mereka,” tulis akun @info********official pada Senin (21/7/2025).
Gajah diketahui merupakan hewan sosial. Ia berukuran besar dan memiliki kecerdasan lebih tinggi dibanding sebagian hewan lainnya.
Namun, benarkah prosedur pemindahan gajah dilakukan dengan memberi anak ayam di dalam kandangnya?
Baca juga: Viral Video Seekor Gajah Terpaku Melihat Plang Peringatan Bergambar Gajah, Apakah Mereka Paham?
Tak sesuai prosedur medis
Dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo mengaku baru mendengar informasi tersebut. Ia mengungkapkan, prosedur tersebut tak sesuai dengan prosedur medis yang ada.Ia menjelaskan bahwa secara medis, prosedur yang dilakukan bukanlah dengan menggunakan hewan lain seperti anak ayam.
"Wah baru dengar ini. Aneh. Secara medis, ketika kita mentransportasikan hewan liar, apalagi hewan liar besar dengan menggunakan mode transportasi apapun (darat, laut, udara), yang kita lakukan adalah memberikan penenang (sedation),” kata Slamet ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (24/7/2025).
Pemberian penenang tersebut dilakukan supaya hewan yang diangkut berada dalam kondisi tenang selama perjalanan.
Baca juga: Akhir Kehidupan Vatsala, Gajah 100 Tahun Asal India yang Mati Tak Lama Usai Terpeleset
Slamet menambahkan, jika pemindahan melibatkan spesies hewan lain, justru malah membahayakan.
“Menambahkan spesies hewan lain dalam kontainer pengiriman justru membahayakan semuanya,” ujar Slamet.
Ia mengatakan bahwa pernyataan tersebut mungkin berasal dari pengetahuan atau pendapat pribadi seseorang.
“Ini mungkin persepsi dari orang yang tidak paham wildlife translocation. Jadi lebih ke versi wisdom menurut pendapat pribadi,” ujarnya.
Baca juga: Mengapa Gajah Punya Telinga yang Sangat Besar? Ternyata Ini Fungsinya
Sedasi memberikan efek tenang bagi hewan
Dalam proses pemindahan satwa liar, salah satu metode yang umum digunakan adalah sedasi atau pemberian penenang.
“Sedation atau sedasi adalah metode imobilisasi pada satwa liar. Obatnya disebut sedative atau sedativa,” kata Slamet.
Menurut Slamet, sedativa terbagi menjadi dua jenis, yakni sedativa hipnotika dan sedativa tranquilizer. Keduanya merupakan obat penenang, namun memiliki efek yang sedikit berbeda.
“Hipnotika hanya berefek tenang dan mengantuk, tapi menyebabkan tidur. Tranquilizer menenangkan dan tidur. Tranquilizer dalam dosis yang lebih tinggi berefek membius; tidur dan kehilangan kesadaran,” jelasnya.
Baca juga: Gajah Liar di Thailand Masuk Toko dan Makan Camilan, Keluar Membawa Sebungkus Jajanan
Gejah hewan sosial yang protektif dan cinta damai
Slamet menjelaskan bahwa Gajah memang merupakan hewan social-komunal. Gajah merupakan hewan berkelompok atau flock yang dipimpin oleh betina tertua.
"Gajah dewasa sangat protektif terhadap gajah muda dan anak-anak gajah dalam flock," jelas Slamet.
Ia mengungkapkan bahwa sifat gajah adalah hewan yang cinta damai. Gajah disebut tidak akan agresif pada hewan lainnya apabila tidak diprovokasi.
Slamet juga mengatakan bahwa gajah merupakan hewan dengan memori yang kuat.
"Gajah yang diprovokasi dapat menjadi sangat marah dan pendendam. Sekali disakiti, bertahun-tahun kemudian tetap ingat dan bila bertemu dapat langsung agresif menyerang," jelas Slamet.
Baca juga: Akhir Kehidupan Vatsala, Gajah 100 Tahun Asal India yang Mati Tak Lama Usai Terpeleset
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.