KOMPAS.com - Sepasang suami istri di Pulau Guernsey, wilayah jajahan Kerajaan Inggris di lepas pantai Perancis, dibuat terkejut oleh penemuan bunker peninggalan Nazi.
Bunker itu ditemukan dengan tulisan peringatan berbahasa Jerman “achtung feind hort mit” yang artinya "awas, musuh sedang mendengarkan”.
Dikutip dari JNS, Kamis (7/8/2025), penemuan bunker Nazi sebagai tempat perlindungan tersebut berada sekitar 8 meter di bawah permukaan tanah.
Struktur itu dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk botol-botol bekas, pasokan air, hingga pintu pelarian yang mengingatkan pada sarang penjahat di film James Bond.
Kisah penemuan ini bermula ketika mantan penghuni rumah memberi tahu keberadaan ruang tersembunyi di bawah tanah.
Baca juga: Data Intelejen Ungkap Pendiri Rolex Diduga Jadi Mata-mata Nazi, Hampir Masuk Daftar Hitam
Pasangan bernama Shaun dan Carrie Tullier itu kemudian memutuskan untuk menyelidikinya. Dengan bantuan alat berat, mereka memindahkan sekitar 100 ton tanah hingga pintu masuk bunker akhirnya terlihat.
Salah satu pemilik rumah menegaskan, penemuan itu lebih dari sekadar ruang tambahan bagi mereka.
“Ini adalah bagian dari sejarah,” ujarnya.
Pulau Guernsey sendiri sempat berada di bawah pendudukan Nazi selama Perang Dunia Kedua.
Termasuk dalam periode Holocaust, wilayah tersebut dijadikan bagian dari benteng pertahanan Jerman di Kanal Inggris.
Baca juga: Sejarah Minuman Fanta, Tercipta dari Kebijakan Nazi Jerman
Awal mula penemuan bunker Nazi
Sebagaimana diberitakan BBC, Minggu (3/8/2025), Shaun dan Carrie Tullier tak pernah menyangka, renovasi rumah yang mereka beli empat tahun lalu di Torteval, Guernsey, akan berujung pada penemuan bersejarah.
Pasangan ini awalnya hanya mengetahui bahwa kawasan tersebut pernah menjadi lokasi penempatan senjata Jerman pada masa Perang Dunia Kedua.
Namun, cerita dari seorang mantan penghuni rumah pada Maret 2022 memicu rasa penasaran mereka. Sebab, dikatakan bahwa kemungkinan ada bunker tersembunyi di bawah tanah.
“Dari luar, terlihat jelas ada sesuatu di bawahnya,” kata Shaun.
Dorongan untuk membuktikan dugaan itu membuatnya menyewa alat penggali. Bersama seorang teman, mereka mulai membuka jalan masuk.
Prosesnya memakan waktu, hingga tanah runtuh dan memperlihatkan pintu baja yang tertutup rapat.
Baca juga: Saat Elon Musk Tunjukkan Gestur Hormat Nazi pada Pelantikan Donald Trump...
Jejak pendudukan Jerman di Kepulauan Channel
Kepulauan Channel, termasuk Guernsey, Jersey, Sark, dan Alderney, berada di bawah pendudukan pasukan Jerman sejak 1940 hingga 1945.
Atas perintah Adolf Hitler, kawasan ini memiliki pertahanan kuat dan dikenal dengan istilah “benteng tak tertembus”.
Selama pendudukan, ratusan warga dideportasi ke penjara di Eropa, sementara yang bertahan hidup di pulau sering menghadapi kelaparan.
Pembebasan Guernsey dan Jersey terjadi pada 9 Mei 1945, disusul Sark sehari kemudian.
Alderney, yang sebagian besar penduduknya dipaksa mengungsi, baru dapat dihuni kembali pada 15 Desember 1945.
Hingga kini, momen bersejarah itu diperingati lewat Hari Pembebasan di Guernsey, Jersey, dan Sark, serta Hari Kepulangan di Alderney.
Baca juga: Kisah Paus Benediktus, Saat Muda Pernah Menentang Nazi dan Menjadi Tawanan Perang
Bunker terkubur sejak 1960-an
Menurut dugaan, pintu masuk bunker di bawah rumah Tullier telah ditutup sejak 1960-an. Meski demikian, kondisinya tetap terjaga.
Bangunan itu memiliki dua ruang utama berukuran 5,18 x 3 meter dan 5,18 x 6 meter, lengkap dengan lantai keramik, pintu darurat, dan inskripsi berbahasa Jerman di dinding.
Salah satunya bertuliskan “achtung feind hort mit” yang menunjukkan peringatan agar waspada terhadap musuh yang mungkin sedang menguping.
Di dalamnya, pasangan tersebut juga menemukan puluhan kaleng bekas dan sisa-sisa peralatan yang ditinggalkan.
Tantangan terbesar usai penemuan adalah menguras air yang menggenang selama puluhan tahun, meski struktur bangunan dinilai masih kokoh.
Baca juga: Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi
Dari ruang perang ke ruang hiburan
Shaun dan Carrie kini berencana mengubah bunker itu menjadi ruang permainan dengan meja snooker, sekaligus pusat kebugaran.
Namun, keduanya menegaskan, elemen sejarah bangunan akan tetap dipertahankan.
“Ini bukan sekadar ruang permainan. Orang-orang datang untuk melihat sejarahnya,” ujar Shaun.
Pasangan suami istri tersebut merasa penemuan bunker di bawah rumah mereka adalah keberuntungan sekaligus warisan sejarah yang harus dijaga.
Mereka menilai, meskipun masa pendudukan Jerman merupakan periode kelam bagi pulau tersebut, peninggalan itu tetap memiliki nilai penting bagi generasi kini.
“Banyak orang ingin menghancurkan bunker-bunker seperti ini, tapi kami merasa beruntung memilikinya,” tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.