Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025, Pukul Berapa?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Mantaphoto
Ilustrasi gerhana Bulan total. Gerhana Bulan total 7 September 2025.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Fenomena gerhana Bulan total bakal terjadi pada Minggu, 7 September 2025.

Gerhana Bulan total merupakan fenomena terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi. Sehingga cahaya Matahari tidak sampai ke permukaan Bulan secara sempurna.

Dikutip dari Space, Minggu (31/9/2025), peristiwa tersebut terjadi ketika Bumi berada di antara Bulan dan Matahari. 

Lantas, pukul berapa gerhana Bulan total 7 September 2025 terjadi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Fenomena Astronomi September 2025, Ada Gerhana Bulan Total

Penjelasan BRIN

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin mengonfirmasi adanya gerhana Bulan total. Dia juga memastikan bahwa fenomena itu bisa disaksikan di Indonesia.

“GBT (gerhana Bulan total) bisa teramati di Indonesia pada 7 September 2025,” kata dia kepada Kompas.com, Senin (1/9//2025).

Dia menyampaikan, fenomena tersebut bisa dilihat mulai 7 September 2025 pukul 23.27 WIB sampai dengan 8 September 2025 pukul 02.56 WIB.

Fenomena ini dibagi menjadi beberapa fase, mulai gerhana Bulan penumbra, sebagian, hingga total. Fase gerhana Bulan total tersebut terjadi selama hampir 1,5 jam.

“Fase total terjadi pukul 00.30 WIB sampai 01.52 WIB,” tutur Thomas.

Baca juga: Apa yang Ada di Koordinat 0,0 Bumi, Sebuah Kota atau Lautan Kosong?

Menurutnya, fenomena tersebut memberikan dampak yang tidak berbahaya bagi permukaan Bumi.

Dampaknya adalah terjadinya peningkatan pasang air laut, sama seperti Bulan purnama maupun Bulan baru.

Berbeda dengan gerhana Matahari, fenomena gerhana Bulan dapat dilihat langsung tanpa bantuan alat.

“Gerhana Bulan total dan gerhana Bulan sebagian bisa dilihat langsung, tanpa alat,” tutur Thomas.

Baca juga: Asal Usul Minyak Bumi, Benarkah dari Bangkai Dinosaurus?

Dikenal juga sebagai blood moon

Thomas mengungkapkan, gerhana Bulan total juga disebut sebagai blood moon.
Sebab, permukaan Bulan akan terlihat berwarna merah darah.

“Hal tersebut terjadi karena Bulan tergelapi bayangan Bumi. Namun Bulan tidak gelap total,” kata dia.

Seperti diketahui, sinar atau cahaya Matahari seharusnya bisa menerangi seluruh penampang Bulan. Namun, Bumi menghalanginya ketika peristiwa gerhana Bulan total terjadi. 

Baca juga: Fenomena Halo Matahari Disebut Sebabkan Suhu Cuaca Menjadi Lebih Panas, Benarkah?

Meski demikian, Bumi tidak gelap secara total. Ketika itu, sinar Matahari masih akan sedikit menyinari Bulan dengan cara melewati atmosfer Bumi.

“Ada pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi,” ucap Thomas.

Perlu diketahui, sinar Matahari mempunyai gelombang pendek (biru) dan gelombang panjang (merah).

Cahaya biru dari Matahari tersebut akan dihamburkan oleh atmosfer Bumi. Sehingga tidak bisa mencapai permukaan Bulan.

“Hanya cahaya merah yang diteruskan karena cahaya biru dihamburkan oleh atmosfer Bumi,” ujar Thomas.

Baca juga: Aktivitas Semburan Matahari Meningkat, Apa Pengaruhnya Pada Bumi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi