Advertorial

Cak Imin: Semua Harus Gotong Royong Menopang JKN

Kompas.com - 28/07/2025, 20:41 WIB

KOMPAS.com - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berhasil mengangkat beban biaya berobat masyarakat dan sekaligus memeratakan akses layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. 

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar saat menghadiri Sarasehan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-57 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) di Jakarta, Senin (28/7/2025). 

Menurut pria yang akrab disapa Cak Imin itu, program JKN merupakan bagian dari upaya integral pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan dan menyejahterakan rakyat.

BPJS Kesehatan, lanjutnya, telah bekerja keras mewujudkan hak pemerataan akses pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Kita patut bangga karena memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Kesehatan) yang telah melayani 98 persen rakyat Indonesia,” ujar Cak Imin dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin. 

Ia melanjutkan, pemerintah menjadi penyangga utama dalam seluruh pelaksanaan kesehatan masyarakat. 

Di tingkat pusat, setiap tahun, pemerintah menanggung Rp 47 triliun untuk masyarakat tidak mampu yang masuk dalam kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan. 

“Pemerintah daerah juga mendukung kesuksesan program JKN dalam melayani masyarakat,” kata Cak Imin.

Di sisi lain, lanjut Cak Imin, kekuatan JKN terletak pada gotong royong. Seluruh peserta harus menjadi bagian dari semangat gotong royong untuk menopang layanan kesehatan JKN. 

Ia menilai, program JKN merupakan wujud kebersamaan sosial lantaran peserta yang sehat membantu peserta yang sakit. 

Pihaknya pun mengapresiasi berbagai inovasi besutan BPJS Kesehatan yang telah membawa pelayanan kesehatan menjadi semakin berkualitas, efektif, dan efisien.

"Tantangan BPJS Kesehatan ke depan tidak mudah, terutama soal keaktifan peserta JKN. Mari kita tanggung bersama-sama. Masyarakat baru sadar betapa penting BPJS Kesehatan aktif kalau sudah masuk rumah sakit,” ujarnya.

Tantangan lainnya, lanjut dia, Indonesia memasuki era aging population sehingga risiko kesehatan akan terus meningkat. 

Selain itu, Indonesia perlu bekerja keras menyikapi peningkatan penyakit kronis yang membutuhkan pelayanan dan biaya yang tidak kecil. 

“Oleh karena itu, kami juga mendorong BPJS Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan promotif dan preventif, khususnya deteksi dini, sebagai upaya pencegahan penyakit kronis,” imbuh Cak Imin.

Mudah, cepat, dan setara

Pada kesempatan sama, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan, pihaknya berkomitmen menghadirkan layanan JKN yang kian mudah, cepat, dan setara. 

Ia menjelaskan, program JKN merupakan manifestasi gotong royong bangsa Indonesia. Ekosistem JKN yang kompleks dan ekspektasi masyarakat yang terus meningkat akan selalu menjadi tantangan dari masa ke masa.

“Dahulu, tidak semua orang memiliki peluang untuk mengakses layanan kesehatan yang memadai. Sekarang, semua lapisan masyarakat yang sudah menjadi peserta JKN aktif bisa berobat tanpa terkendala biaya mahal,” terang Ghufron. 

Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan, mitra fasilitas kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan lain yang mendukung pelaksanaan program JKN tanpa henti.

Baru-baru ini, BPJS Kesehatan juga merilis enam inovasi anyar. Pertama, Performance Management Center yang menghadirkan big data peserta JKN untuk membantu monitoring dan evaluasi pelaksanaan program JKN di lapangan. 

Kedua, Digital Human AI, yakni asisten digital cerdas yang membantu layanan bagi peserta JKN dan akan tersedia di aplikasi Mobile JKN.

Ketiga, Layanan Pengaduan JKN dan Voice Over Internet Protocol (VOiP) yang terhubung dengan BPJS Kesehatan Care Center 165 untuk menjawab kebutuhan informasi dan pengaduan terkait layanan JKN. 

Keempat, Fitur Emergency SOS, yakni tambahan fitur Kontak Darurat bagi peserta yang membutuhkan layanan cepat. 

Kelima, Telemedicine Model 2, yaitu telekonsultasi antara dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan dokter di rumah sakit. Keenam, Ruang Layanan Konseling guna memberikan layanan kesehatan mental bagi pegawai BPJS Kesehatan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau