KOMPAS.com - Sejak 2014, hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah memberikan perubahan dalam sistem kesehatan di Indonesia.
Sebab, Program JKN mampu memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Sebelumnya, sebagian masyarakat masih kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan yang baik lantaran mahalnya biaya yang dibebankan.
Namun, adanya Program JKN yang menggunakan sistem gotong royong sukses menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Salah satu peserta yang telah merasakan manfaat dari program JKN asal Bandar lampung, Eka Istoryna (42), mengaku bahwa dirinya telah merasakan manfaat besar dari program tersebut.
Eka yang mesti menjalani pengobatan akibat asam lambung mengaku bahwa masalah ini dijamin penuh oleh Program JKN.
Penyakit asam lambung adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan rasa tidak nyaman atau nyeri yang terjadi pada perut bagian atas setelah makan atau minum.
Gangguan tersebut dikenal juga dengan istilah sakit maag, indigestion, ataupun dispepsia.
Penyebab asam lambung sendiri dapat terjadi karena berbagai hal, seperti luka pada lapisan dalam lambung, konsumsi minuman dan makanan yang bisa mengiritasi lambung, stres, infeksi bakteri, dan efek samping penggunaan obat.
”Berawal dari sakit pada perut, lalu saya merasa mual dan muntah yang tak berhenti. Sampai akhirnya saya merasa sakit yang sudah tidak tertahankan. Akhirnya, keluarga membawa saya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis,”ujar Eka dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (5/8/2025).
Awalnya, Eka merasa cemas dengan biaya perawatan. Namun, ketika mengetahui bahwa biaya semua tindakan rawat inap dan obat ditanggung sepenuhnya oleh JKN, dirinya merasa lega dan bersyukur.
Ia juga mengapresiasi pelayanan yang didapatnya. Menurutnya, fasilitas yang diterimanya pada Program JKN tak berbeda dengan pasien umum, mulai dari ruangan kamar yang bersih, tenaga medis kesehatan yang ramah, hingga pelayanan yang memuaskan.
“Alhamdulillah, setelah ditangani rumah sakit, kondisi saya berangsur semakin membaik. Luar biasa, Program JKN bisa menjamin seluruh biaya pengobatan saya. Entah uang dari mana jika saya harus membayar semuanya. Saya sangat bersyukur telah menjadi peserta JKN yang merupakan penolong dalam menjalani rawat inap yang berbiaya mahal ini,” tutur Eka.
Eka juga memberikan apresiasi terhadap pelayanan medis yang diterimanya di rumah sakit. Ia merasa bahwa tenaga medis bertugas dengan ramah dan cekatan.
Selama proses perawatan, ia menyampaikan keluhan-keluhan yang dirasakannya. Menurutnya, dokter dengan baik mendengarkan serta meresponsnya.
“Saya merasa terbantu dengan adanya Program JKN. Selama sembilan hari rawat inap, tidak ada kendala, mulai dari masuk instalasi gawat darurat (IGD) hingga pindah ke ruang rawat dan pelayanan obat. Semuanya dilayani dengan baik," terang Eka.
Eka pun mengakui akses pelayanan JKN semakin cepat dan mudah. Apalagi, berobat ke fasilitas kesehatan (faskes) saat ini hanya cukup dengan menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK) atau kartu tanda penduduk (KTP) atau kartu digital yang ada di aplikasi Mobile JKN.
“Dulu, kalau mau berobat harus bawa kartu JKN. Sekarang, saya berobat ke faskes tingkat pertama ataupun ke rumah sakit cukup bawa KTP saja bisa langsung dilayani. Ini saja dirawat di rumah sakit saya hanya bawa KTP," ujarnya.
Berkat semua pelayanan yang diberikan, Eka sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah berupaya menjalankan Program JKN dengan sebaik-baiknya.
Ia juga berterima kasih kepada pemerintah yang telah mendaftarkannya menjadi peserta JKN.
"Semoga ke depannya Program JKN dipertahankan sehingga bisa terus membantu masyarakat, terutama masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan akses berobat yang mudah tanpa biaya,” jelas Eka.