| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%

Adhi Karya (ADHI) Garap Proyek Hilirisasi, Ini Proyek yang Sedang On Going


Senin, 08 September 2025 / 14:21 WIB
Adhi Karya (ADHI) Garap Proyek Hilirisasi, Ini Proyek yang Sedang On Going
ILUSTRASI. Hingga saat ini, Adhi Karya (ADHI) sedang menggarap sejumlah proyek terkait hilirisasi bidang migas, petrokimia dan pertambangan serta industrial.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sedang menggarap sejumlah proyek terkait hilirisasi bidang minyak dan gas (migas), petrokimia, serta pertambangan dan industrial.

Terbaru, ADHI resmi menerima Surat Penetapan Pemenang (Letter of Award/LOA) untuk kontrak Front-End Engineering Design (FEED) proyek "Indonesia INPEX Abadi Onshore LNG Project" dari INPEX Masela Ltd., anak perusahaan INPEX, perusahaan energi terbesar Jepang.

Proyek ini berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dengan kapasitas produksi sekitar 9,5 juta ton LNG dan 35.000 barel kondensat per hari. Nilai kontrak proyek FEED OLNG Inpex Masela sebesar Rp 60 miliar.

Selain FEED, ADHI juga punya beberapa proyek on-going di bidang minyak dan gas (migas), pembangkit, petrokimia, serta pertambangan dan industrial.

Baca Juga: Ini Kata Adhi Karya (ADHI) Soal Progres Merger BUMN Karya

Di antaranya, PUSRI III B yang didapat pada tahun 2023 dengan nilai kontrak Rp 9,82 triliun, EPCC Jetty & Propylene Tank Balongan yang didapat pada tahun 2024 dengan nilai kontrak Rp 755,8 miliar, CHF ICB PTBA yang didapat pada tahun 2025 dengan nilai kontrak Rp 609,8 miliar.

Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi menjelaskan, Adhi Karya sudah lama mengerjakan proyek hilirisasi. Dari proyek terdahulu, ADHI pun menggunakan kompetensinya untuk mengerjakan proyek pendukung di bidang hilirisasi, seperti air, pembangkit listrik, gedung, hingga konstruksi sipil.

“Kami lebih memilih di sisi outside battery limit (OSBL) atau sarana dan prasarana pendukung dalam proyek hilirisasi,” ujarnya dalam acara Public Expose Live secara virtual, Senin (8/9/2025).

Sebagai gambaran, ADHI punya mengantongi nilai kontrak baru Rp 3,8 triliun hingga bulan Juli 2025. Ini turun dari nilai kontrak ADHI yang sebesar Rp 12 triliun per Juli 2024.

Perolehan kontrak baru per Juli 2025 didapat dari pekerjaan proyek gedung sebesar 42%, proyek infrastruktur capai 26%, proyek engineering & industri sebesar 16%, dan sisanya proyek lainnya.

Dilihat dari sumber pendanaannya, sebesar 44% berasal dari BUMN, 22% dari APBN/APBD, 16% berasal dari swasta, dan 1% loan.

Baca Juga: Penjelasan Adhi Karya (ADHI) Soal Piutang LRT Jabodebek Tahap I Rp 2,2 Triliun

Terkait sumber pendanaan, porsi raihan ADHI mungkin akan bergeser. Ini lantaran ada beberapa proyek konstruksi besar yang melibatkan pihak swasta, baik lokal maupun asing. 

“Ini nanti mungkin akan memberikan tambahan persentase kontribusi ke asing,” paparnya.

Entus mengatakan, terdapat siklus lima tahunan di mana kinerja sektor konstruksi mengalami penurunan. Hal itulah salah satu alasan terjadinya penurunan kinerja dan raihan nilai kontrak Adhi Karya di tahun 2025.

Meskipun begitu, ADHI optimistis kinerja mereka bisa meningkatkan kembali kinerja, khususnya dengan dukungan kontrak di proyek hilirisasi.

“Ini kami masih menunggu beberapa lelang dan beberapa keputusan dari hasil tender dalam tiga-empat bulan,” katanya.

Direktur Keuangan ADHI Bani Iqbal menambahkan, ADHI sebenarnya berencana untuk menerbitkan obligasi untuk mendanai sejumlah proyek mereka. Namun, perseroan masih memperhitungkan kembali terkait rencana itu, karena dengan obligasi akan ada tambahan beban bunga baru.

 

“Ini yang menjadi pertimbangan kami. Jangan sampai nanti malah semakin berat dari kondisi perusahaan,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, ADHI juga tengah mendorong rencana divestasi untuk lini bisnis yang sudah mendekati commercial staging. 

“Sehingga, kami bisa mengembalikan atau menyelesaikan kewajiban-kewajiban berjalan sekaligus untuk menekan pembiayaan bunga yang sedang berjalan,” pungkas Bani.

Selanjutnya: 6 Alasan PHA Cocok untuk Eksfoliasi Kulit Sensitif, Bisa Jadi Pengganti AHA

Menarik Dibaca: 6 Alasan PHA Cocok untuk Eksfoliasi Kulit Sensitif, Bisa Jadi Pengganti AHA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×