| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Penjelasan Gubernur Papua Barat Daya dan Bupati Soal Tambang Nikel Raja Ampat


Minggu, 08 Juni 2025 / 18:43 WIB
Penjelasan Gubernur Papua Barat Daya dan Bupati Soal Tambang Nikel Raja Ampat
ILUSTRASI. Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu mengatakan, pemberitaan terkait tambang nikel di dekat Raja Ampat adalah hoax atau berita bohong.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu dan Bupati Raja Ampat, Orideko I Burdam kompak menyangkal laporan organisasi nirlaba internasional, Greenpeace terkait aktivitas pertambangan di sejumlah pulau kecil di kawasan Raja Ampat.

Usai mengunjungi PT Gag bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu mengatakan, pemberitaan terkait tambang nikel di dekat Raja Ampat adalah hoax atau berita bohong. Elisa menegaskan, pihaknya akan melanjutkan penambangan nikel utamanya di Pulau Gag, dibawah naungan PT Gag Nikel.

"Ketika kita sampai disana, masyarakat lokal, semua yang ada disitu kecil, besar, perempuan, tua dan muda mereka menangis minta pak menteri ini jangan ditutup, ini harus dilanjut," kata Elisa dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/5).

Hal senada juga diungkap Bupati Raja Ampat, dalam kesempatan yang sama Orideko I Burdam mengatakan kelanjutan tambang ini adalah permintaan masyarakat setempat.

"Kita hari ini sudah sampai di Pulau Gag, kita sudah sampai di tambangnya semua, kita lihat keadaan tidak sesuai dengan seperti yang di medsos itu," kata dalam keterangan tertulis.  

"Pesan dari masyarakat, yang seperti Pak Gubernur sampaikan, mereka tidak mau Pak Menteri tutup tambang itu juga untuk menopang kehidupan mereka disana," tambahnya.

Baca Juga: PT GAG Nikel dan 12 Perusahaan Tambang Dapat Izin Khusus Beroperasi di Raja Ampat

Sementara, Country Director Greenpeace for Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan Menteri Bahlil sebelumnya telah mengakui bahwa telah terjadi penambangan nikel di Pulau Gag, yang sama dengan temuan Greenpeace.

"Tapi kami juga sampaikan bahwa sudah terjadi kerusakan lingkungan serius di Gag. Dan kami juga sampaikan bahwa Piaynemo, salah satu tujuan wisata premium di Raja Ampat, terancam, karena hanya berjarak 30 km-40 km dari Gag," jelasnya kepada Kontan, Minggu (8/6).

Untuk diketahui, Piaynemo adalah salah satu pulau dalam gugusan pulau karst di Raja Ampat. Pulau ini termasuk dalam wisata premium karena keindahan alamnya yang luar biasa.

Leonard juga menekankan dalam peraturan UU No 1/2014 tentang Pengelolaan Wilayah, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil terdapat larangan kegiatan tambang sama sekali di pulau-pulau kecil.

"Menteri Bahlil justru mengatakan bahwa jarak tersebut cukup jauh dari Piaynemo. Menurut kami, jarak tersebut cukup dekat dan ancaman untuk Piaynemo itu nyata," jelasnya. 

Selanjutnya: Janji Pemerintah Buka 19 Juta Lapangan Kerja, Ini Kata Apindo

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 Juni 2025, Es Krim Oreo Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×