KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) membuktikan bahwa strategi optimalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) yang dijalankan secara konsisten mampu memberikan hasil nyata di lapangan.
Provinsi Banten menjadi salah satu contoh sukses penerapan mekanisasi pertanian terintegrasi, dengan lonjakan signifikan dalam luas tambah tanam (LTT).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, menjelaskan bahwa setelah dilakukan optimalisasi terhadap alsintan yang telah disalurkan sejak tahun-tahun sebelumnya, serta penambahan bantuan pada 2025, potensi LTT di Banten mengalami lonjakan.
“Sebelumnya, potensi luas tambah tanam di Banten hanya sekitar 62.000 hektar (ha) hingga akhir Mei 2025. Namun dengan optimalisasi alsintan, baik dari pengadaan tahun lalu maupun intervensi baru, kami perkirakan potensi ini bisa meningkat menjadi 72.000 ha,” ujarnya saat kunjungan kerja ke Kabupaten Lebak, Jumat (23/5/2025).
Andi menegaskan bahwa percepatan tanam hanya bisa dicapai bila seluruh tahapan, mulai dari olah tanah hingga panen, dilakukan secara efisien.
Baca juga: Tanam Bunga Ini di Dekat Tanaman Tomat, Panen Jadi Lebih Banyak
Dalam hal itu, kata dia, alsintan memainkan peran kunci dalam mempercepat kerja petani, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, serta meningkatkan produktivitas.
“ Alsintan bukan hanya mempercepat proses, tapi juga meningkatkan efisiensi. Misalnya, dengan traktor roda dua, satu hektare lahan bisa diolah jauh lebih cepat dibandingkan secara manual. Ini membuka peluang besar untuk peningkatan indeks pertanaman,” jelas Andi.
Kabupaten Lebak menjadi salah satu wilayah yang merasakan langsung dampak optimalisasi alsintan.
Potensi LTT di daerah ini meningkat dari 19.000 menjadi 21.000 ha. Peningkatan ini ditopang oleh distribusi alsintan yang mencakup traktor roda dua, rice transplanter, dan pompa air kepada kelompok tani.
Andi juga mendorong pemerintah daerah untuk aktif melakukan pemetaan kebutuhan alsintan.
Menurutnya, distribusi yang tepat sasaran akan mempercepat proses tanam dan membuat penggunaan alsintan lebih efektif.
“Kolaborasi pusat dan daerah harus diperkuat. Pemerintah pusat hadir dengan program dan bantuan, tapi daerah yang paling tahu kondisi di lapangan. Maka sinergi keduanya sangat penting,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa strategi ini tidak hanya bertujuan mempercepat masa tanam, tetapi juga memperluas cakupan lahan dan menjaga kesinambungan produksi pertanian, terutama dalam menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan.
“Kementan berkomitmen hadir dari awal hingga akhir proses pertanian. Bukan hanya mendukung pengolahan lahan, tapi juga memastikan pascapanen berjalan lancar,” ujar Andi.
Optimalisasi alsintan, lanjut dia, menjadi salah satu kunci utama untuk mendorong pertanian yang lebih modern, efisien, dan produktif.
Baca juga: Polemik Ijazah Jokowi, Bahlil: Cari Isu yang Produktif Lah
Pada kesempatan terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turut menegaskan bahwa mekanisasi pertanian menjadi strategi utama Kementan untuk meningkatkan produksi beras nasional dan mendukung kesejahteraan petani.
“Percepatan tanam merupakan langkah konkret untuk mengejar target tanam dalam memitigasi dampak El Nino serta meningkatkan produksi beras nasional,” katanya.
Amran menambahkan, modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan bagian dari strategi besar Kementan dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional.
“Kami memastikan petani mendapatkan akses terhadap alsintan yang memadai. Dengan dukungan ini, kita tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga mempercepat pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya.