KOMPAS.com - Kesehatan mental adalah salah satu isu dalam masyarakat Indonesia. Gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapa saja, termasuk remaja atau anak muda.
Menurut Survei Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), 1 dari 20 (5,5 persen) atau 2,45 juta remaja terdiagnosis mengalami masalah kesehatan mental.
I-NAMHS adalah survei yang dilaksanakan melalui kolaborasi dari Universitas Gadjah Mada, The University of Queensland, John Hopkins Bloomimg School of Public Health, Kementerian Kesehatab Republik Indonesia, dan didukung oleh Universitas Sumatera Utara serta Universitas Hassanudin.
Artinya, tingkat gangguan kesehatan mental pada remaja cukup tinggi.
Baca juga: Menurut Survei, Gen Z Paling Banyak Mengalami Gangguan Mental
Menurut Aktivis Kesehatan Mental Renggi Ardiansyah, anak muda rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena adanya tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah media sosial.
"Media sosial sangat berpengaruh terhadap kondisi mental," ujar Renggi dalam Acara Kompas Editor's Talks: Apakah Masyarakat Indonesia Sudah Cukup Sehat Mental?, belum lama ini.
Media sosial merupakan tempat di mana semua informasi bisa diakses dengan mudah.
Remaja banyak menghabiskan waktu menggunakan media sosial setiap harinya, sehingga media sosial memberikan efek yang tidak main-main.
"Kesehatan mental ini bisa kita akses informasinya dari media sosial," ujar Renggi.
Masalah kesehatan mental yang awalnya tidak diketahui banyak orang, kini sudah menjadi isu global. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran kesehatan mental pada remaja dan masyarakat secara luas.
"Tapi kita juga harus berhati-hati bahwa apa pun yang sudah kita konsumsi di media sosial itu juga bisa menjadi bumerang bagi kita ketika tidak mampu mengelola informasi tersebut," jelas Renggi.
Baca juga: Toxic Masculinity, Salah Satu Penyebab Gangguan Mental pada Remaja Laki-laki
Contohnya setelah melihat media sosial, kita jadi membandingkan diri dengan orang lain.
"Ketika ada teman yang mencapai taraf tertentu seperti sudah bekerja di perusahaan besar , sedangkan kita belum," ujar Renggi.
Hal tersebut dapat membuat kita iri hati dan memband Pengaruh Media ing-bandingkan diri dengan orang lain.
Timbul pikiran buruk karena merasa tidak sukses, sementara hidup teman-teman terlihat sangat maju.
Baca juga: 3 Tantangan Kesehatan Mental Anak Muda, Apa Pengaruh Media Saja?
"Merasa insecure, merasa tidak percaya diri, dan merasa tertinggal dari teman-temannya," jelas Renggi.
Perasaan tersebut dapat terus muncul selama menggunakan media sosial dan menyebabkan gangguan mental seperti cemas, stres, juga depresi.
Sehingga bukannya memacu diri, remaja dapat terus-menerus merasa hidupnya kurang dan menarik diri dari pergaulan sosial.
Belum lagi terdapat banyak konten yang dapat memicu perasaan rendah diri di media sosial. Hal ini dapat memperburuk perasaan negatif dalam diri dan mengakibatkan gangguan mental.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniLihat postingan ini di Instagram
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya