Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Stunting dan Bayi BBLR dari Kesehatan Gigi Ibu Hamil yang Buruk

Kompas.com - 22/07/2025, 15:35 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Minimnya akses ke layanan kesehatan gigi dan kurangnya kesadaran akan pentingnya merawat gigi selama kehamilan menjadi salah satu penyebab tersembunyi di balik tingginya angka stunting dan BBLR (berat badan lahir rendah) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Hal ini terungkap dalam kegiatan bakti sosial kesehatan gigi dan mulut yang diadakan Yayasan Kembara Nusa bersama GIGI.ID pada 16–20 Juli 2025 di Desa Senaru. Didukung penuh oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), kegiatan ini menyasar ratusan warga dengan pendekatan yang tak hanya kuratif, tapi juga edukatif.

Menurut drg. Safira Khairina, M.Kes, Co-Founder Kembara Nusa, perawatan gigi selama kehamilan bukan sekadar urusan estetika. Ia menjelaskan bahwa penyakit gusi seperti periodontitis (infeksi kronis pada jaringan penyangga gigi) dapat memicu kelahiran prematur dan bayi BBLR. 

Baca juga: Apa Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Infeksi Tali Pusat?

“Gigi yang sehat dimulai sejak dalam kandungan. Maka penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan mulut dan memeriksakan gigi secara rutin,” ujar drg. Safira. 

“Kami berharap para kader bisa menjadi penerang informasi di lingkungannya untuk menurunkan angka stunting dan BBLR melalui edukasi gigi yang lebih merata,” imbuhnya.

Dampak kesehatan gigi yang buruk selama hamil

Sejumlah studi internasional, termasuk dari Journal of Clinical Periodontology, menunjukkan adanya hubungan antara periodontitis dan peningkatan risiko BBLR serta preeklamsia.

Dampaknya tak berhenti di situ. Anak-anak yang lahir dengan BBLR atau stunting cenderung mengalami gangguan tumbuh kembang gigi, seperti enamel yang tipis, pertumbuhan gigi terlambat, hingga risiko tinggi karies dini.

Semua ini bisa berujung pada sulitnya anak mengunyah dan mengonsumsi makanan bergizi, yang pada akhirnya memperparah masalah gizi.

Baca juga: Fasilitas Kesehatan Gigi yang Ditanggung dan Tidak oleh BPJS Kesehatan

Dokter gigi dari Yayasan Kembara Nusa melakukan edukasi kesehatan gigi pada ibu hamil di Desa Senaru, Lombok Utara, NTB.Dok Yayasan Kembara Nusa Dokter gigi dari Yayasan Kembara Nusa melakukan edukasi kesehatan gigi pada ibu hamil di Desa Senaru, Lombok Utara, NTB.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara mengonfirmasi urgensi masalah ini. Pada 2022, BBLR tercatat sebagai komplikasi neonatal tertinggi (49,7 persen), dengan Kecamatan Bayan mencatat angka tertinggi yakni 63,2 persen. Sementara itu, prevalensi stunting pada 2024 berada di angka 14,69 persen, meskipun menunjukkan tren menurun.

PNM sebagai sponsor utama juga membuka booth edukatif selama acara berlangsung, serta mengikutsertakan lebih dari 40 peserta program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dalam pemeriksaan gigi gratis.

Baca juga: Ini Tips Hadapi Cuaca Ekstrem untuk Ibu Hamil, Menurut Dokter

Layanan kesehatan gigi gratis

Selama lima hari, lebih dari 450 warga Desa Senaru mendapat layanan kesehatan gigi gratis, termasuk pencabutan, penambalan, serta perawatan gigi anak dan dewasa. Tak kurang dari 30 relawan medis dan non-medis dari berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Riau, hingga Bali, turun langsung untuk memperluas akses layanan gigi di wilayah yang selama ini kekurangan tenaga profesional.

Salah satu sorotan utama adalah edukasi menyikat gigi yang benar untuk murid SD Negeri 1 Senaru. Antusiasme siswa membuktikan bahwa perubahan kebiasaan bisa dimulai sejak dini.

Selain itu, puluhan kader desa juga dilibatkan dalam pelatihan agar dapat menjadi penyambung informasi bagi ibu hamil dan orang tua balita.

Ketua Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia NTB drg. Bagyo Ariyogo Murdjani menekankan pentingnya kesinambungan. “Bakti sosial jangan hanya jadi acara tahunan. Perubahan perilaku, terutama soal kebiasaan menyikat gigi ibu hamil dan anak, bisa memberi dampak jangka panjang.”

Baca juga: Cara Memperkenalkan Sikat Gigi pada Anak, Dimulai Sejak Bayi

Untuk memperluas jangkauan, Kembara Nusa dan GIGI.ID berencana mengembangkan layanan teledentistry, sebuah pendekatan berbasis teknologi untuk menjawab tantangan geografis dan distribusi tenaga medis yang belum merata di NTB.

“Kegiatan ini membuktikan bahwa kolaborasi bisa membawa perubahan nyata. Kami berharap semangat ini terus menular, agar semakin banyak daerah terpencil yang mendapat layanan kesehatan gigi yang layak,” kata drg.Safira.

Yayasan Kembara Nusa adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2018 dengan misi menghadirkan layanan kesehatan gigi dan edukasi mulut bagi masyarakat di wilayah yang belum terjangkau layanan medis. 

Berangkat dari kepedulian terhadap rendahnya tingkat kesehatan gigi di pelosok Indonesia, Kembara Nusa menggerakkan relawan dokter gigi dan tenaga kesehatan untuk turun langsung ke lapangan, memberikan pengobatan gratis sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya perawatan gigi sejak dini. 

Baca juga: Menkes Ungkap Masalah Gigi dan Mata Jadi Keluhan Terbanyak Siswa Sekolah Rakyat

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Relationship
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
Relationship
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Beauty & Grooming
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Beauty & Grooming
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Parenting
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Parenting
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Relationship
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Parenting
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
BrandzView
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
Fashion
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Parenting
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Parenting
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau