KOMPAS.com - Wastra Nusantara menjadi dress code tamu upacara HUT Ke-80 RI (Republik Indonesia) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/8/2025).
Hal ini tertera dalam Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara Nomor B-25/M/S/TU.00.03/08/2025. Disebutkan bahwa wastra Nusantara merupakan dress code resmi untuk upacara Detik-detik Proklamasi dan Penurunan Bendera.
Baca juga:
Berdasarkan pantauan Kompas.com lewat siaran langsung di akun YouTube Kompas TV, Minggu, para tamu tidak hanya datang dari kalangan pemerintahan dan publik figur, tapi juga masyarakat umum.
Banyak undangan yang mengenakan wastra Nusantara, seperti batik jumputan, ulos, dan kain batik.
Ada yang menggunakan wastra Nusantara sebagai bawahan, ada pula yang menggunakannya sebagai aksesori yang disampirkan di bahu.
Dua publik figur yang menggunakan wastra Nusantara adalah Isyana Sarasvati dan Cakra Khan.
Isyana tampak menggunakan ulos, sedangkan Cakra menggunakan kain batik, saat menyanyikan lagu "Rumah Kita" yang dipopulerkan oleh God Bless dan "Negeriku" yang dipopulerkan oleh Chrisye.
Untuk busana adat yang digunakan, Isyana mengenakan busana adat khas Sumatera yang lengkap dengan hiasan kepala khas Batak Simalungun.
Ada pula Rossa yang tampil menyanyikan lagu "Indonesia Raya" karya Ismail Marzuki. Ia menggunakan baju kurung dengan kain songket.
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka pun mengenakan wastra Nusantara.
Didampingi istri Selvi Ananda, Wapres Gibran hadir dengan mengenakan wastra Nusantara motif kerawang gayo yang dipadukan dengan baju adat Gayo khas Aceh Tengah yang dikenakannya.
Motif kerawang gayo yang diambil dari flora dan fauna, dengan warna khasnya yakni merah, putih, kuning, dan hijau, terlihat pada ujung lengan baju, kain yang dililit di pinggang, kerah, dan di bagian celana Gibran.
Baca juga:
Berdasarkan informasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wastra adalah kain tradisional yang mengandung makna dan simbol tertentu, baik dari warna, motif, maupun teknik pembuatannya.
Sementara itu, "Nusantara" merujuk pada seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Dalam buku "Lebih Dekat dengan Wastra Indonesia" terbitan Direktorat Pelindungan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2021), wastra adalah warisan budaya tak benda yang merepresentasikan identitas suatu daerah.
Kain-kain seperti batik, songket, ulos, tenun ikat, sasirangan, tapis, gringsing, dan besurek, tidak hanya memiliki nilai estetis, tapi juga menyimpan filosofi mendalam yang diwariskan turunt-temurun.
Setiap daerah memiliki wastra dengan ciri dan makna yang berbeda. Kerawang gayo yang dipakai Gibran, misalnya, memiliki makna menyimpan petuah, pesan moral, dan amanah leluhur untuk generasi penerus.
Baca juga: