KOMPAS.com - Di era media sosial, hidup sering kali terasa seperti perlombaan tanpa garis finish. Kita dituntut untuk selalu terlihat sukses, punya pencapaian yang “wah”, dan mengikuti standar tertentu agar dianggap berhasil.
Padahal, menurut sejumlah studi tentang centenarians atau orang yang hidup hingga usia 100 tahun atau lebih, justru kunci panjang umur bukanlah ambisi tanpa henti, melainkan hidup dengan stres yang rendah dan fokus pada kebahagiaan sendiri.
Penelitian dari Swedia yang dipublikasikan dalam jurnal GeroScience (2024) dan The Lancet (2025) menunjukkan bahwa para centenarian bukan hanya “bertahan hidup,” tetapi juga mampu menunda banyak penyakit degeneratif, terutama penyakit jantung, stroke, dan gangguan neuropsikiatri.
Baca juga: Rahasia Orang yang Hidup Sampai 100 Tahun, Apa yang Bisa Kita Tiru?
Menurut Dr. Macie P. Smith, gerontologis asal Carolina Selatan, sebagian besar centenarians tumbuh di era yang jauh dari paparan aditif makanan, obat-obatan modern berlebih, serta stres sosial yang tinggi.
"Orang yang bisa hidup sampai 100 tahun juga cenderung mengandalkan makanan alami, aktivitas fisik rutin, hubungan sosial erat, dan gaya hidup minim stres," katanya.
Selain itu, mereka terbiasa mandiri, tidak banyak terpengaruh standar sosial, dan punya semangat hidup yang bebas.
"Mereka memiliki kemampuan untuk mengurus urusan mereka sendiri sekaligus mengurangi tingkat stres. Ketika Anda mengurusi urusan orang lain, Anda ikut menanggung masalah orang lain, sehingga meningkatkan tingkat stres. Ini disebut trauma vikarius," jelasnya seperti dikutip dari FOXNews.
Baca juga: Jadi Salah Satu Wanita Tertua di Dunia, Bonita Gibson Ungkap Rahasia Panjang Umur
The Okinawa Centenarian Study, penelitian yang mempelajari sekitar 900 orang yang bisa mencapai usia hampir 100 tahun, mengungkap rahasia panjang umur mereka bukanlah satu faktor tunggal melainkan sinergi dari beberapa faktor.
Faktor tersebut meliputi pola makan sehat yang tinggi nutrisi dan rendah kalori, aktivitas fisik rutin, dukungan sosial yang kuat, serta kesejahteraan psikologis dan pengelolaan stres yang efektif.
Bicara tentang kesejahteraan mental, centenarians memiliki pola pikir untuk tidak terikat pada standar sosial eksternal dan fokus pada komunitas serta tujuan personal sendiri. Sebuah konsep yang disebut dengan Ikigai.
Memiliki Ikigai yang kuat memberikan ketahanan mental. Ketika seseorang memiliki tujuan yang dalam dan berarti bagi dirinya sendiri (bukan karena tekanan sosial untuk sukses atau kaya), tantangan hidup terasa lebih mudah dihadapi.
Fokus pada kesehatan dan kebahagiaan sendiri tanpa larut dalam persaingan sosial akan melindungi kita dari stres, rasa putus asa, dan depresi yang dapat memperpendek umur.
Penelitian terbaru dari National Institute on Aging juga menegaskan, manajemen stres yang baik berhubungan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit kronis, termasuk demensia dan gangguan kardiovaskular.
Dalam konteks modern, pelajaran dari para centenarian ini sangat relevan agar kita bisa belajar menemukan makna dari hal-hal yang sesuai dengan nilai hidup pribadi.
Baca juga: Konten Medsos Bisa Bikin Benci Tubuh Sendiri, Ini Tandanya
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini