KOMPAS.com – Situasi negara yang dipenuhi berbagai persoalan tak jarang memicu rasa stres dan cemas bagi masyarakat.
Mulai dari isu ekonomi, sosial, hingga politik, derasnya informasi yang berseliweran di media bisa membuat sebagian orang kewalahan secara mental.
Menurut Psikolog Klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., Psikolog, menjaga kesehatan mental di tengah kondisi yang penuh masalah bukan berarti menutup mata dari realita.
Justru, setiap orang perlu menemukan keseimbangan, antara tetap peduli dengan kondisi negara, tetapi tidak larut secara emosional.
Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga ketahanan mental di tengah situasi yang penuh tekanan menurut Psikolog Joko.
Baca juga: Kenapa Stres Bisa Membuat Kulit Berjerawat?
Psikolog Joko menjelaskan, terlalu banyak mengonsumsi berita negatif dapat memicu stres berlebihan.
“Kalau terlalu sering terpapar hal-hal negatif, pola pikir kita bisa ikut terpengaruh. Tidak semua orang bisa bertahan dengan baik,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (27/8/2025).
Ia mencontohkan saat pandemi Covid-19, ketika masyarakat terus-menerus membaca berita soal angka kematian.
Alih-alih waspada, hal ini justru menimbulkan rasa takut dan cemas berkelanjutan.
Karena itu, penting untuk mengatur intensitas dan sumber informasi.
Pilihlah berita yang benar-benar relevan dan imbangi dengan informasi yang lebih positif.
Baca juga: 6 Perbedaan Stres dan Burnout yang Sering Keliru, Apa Saja?
Menurut Psikolog Joko, setiap orang memiliki keterbatasan dalam mengendalikan situasi besar, seperti kondisi politik atau ekonomi negara.
“Kita harus sadar bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan. Maka fokuslah pada lingkar kendali kecil, misalnya keluarga, komunitas, atau tempat kerja,” jelas Psikolog Joko.
Dengan cara ini, energi emosional tidak habis untuk hal-hal yang berada di luar kendali pribadi.
Justru, kontribusi nyata di lingkungan kecil akan memberi rasa berarti sekaligus meningkatkan kebahagiaan.
Baca juga: 5 Kepribadian Buruk Gemini, Plin-plan hingga Mudah Cemas
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya