SURABAYA, KOMPAS.com – Mikael Tata, bek Timnas U23 Indonesia, hadir dengan gaya rambut cornrows jelang laga perdana Kualifikasi Piala Asia U23 2026 pada Rabu (3/9/2025) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Saya hanya ingin kelihatan bersih dan kelihatan sedikit lebih rapi saja,” kata Tata, sapaan akrabnya, di salah satu hotel di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (2/9/2025).
Baca juga:
Rambut pesepak bola berusia 21 tahun ini biasanya keriting alami, tapi saat ini ia memilih gaya rambut cornrows berupa kepangan rapi dan padat dimulai dari pangkal rambut dan membentuk pola tertentu.
Lantas, apa itu rambut cornrows?
Di balik tampilannya yang unik, cornrows bukanlah gaya rambut biasa. Teknik mengepang rambut ini berakar dari budaya Afrika, dengan sejarah panjang ribuan tahun.
"Kepangan adalah perwujudan budaya Afrika-Amerika," kata cosmetologist dan celebrity hairstylist, Gabrielle Corney.
Ia menambahkan, kepangan khususnya cornrows memiliki sejarah panjang terkait budaya kulit hitam.
Dilansir dari Refinery29, mulanya gaya rambut ini digunakan sebagai simbol perlawanan para budak. Mereka mengepang benih padi ke rambut mereka sebelum perjalanan perbudakan mereka supaya bisa bercocok tanam.
Tak hanya itu, gaya rambut ini merupakan bentuk koneksi dan ikatan.
"Banyak nenek moyang kita mampu mengidentifikasi orang-orang dari suku atau daerah mereka khususnya dari kepang yang mereka miliki di rambut mereka," tutur Corney.
Tak hanya itu, Corney berpesan agar orang-orang yang menggunakan gaya rambut ini untuk tidak mengurangi atau mengubah asal usulnya.
Ia juga menyebut perbedaan antara appropriating dan honoring cornrows. Appropriating (mengaprorasi) cornrows adalah mengadopsi sesuatu yang penting secara budaya dan berpura-pura bahwa hal tersebut adalah milikmu sendiri.
Sementara itu, honoring atau menghormati berarti mendidik diri sendiri tentang budaya lain.
Bagi pemain sepak bola ini, cornrows lebih dari sekadar estetika. Kepangan membuat rambut tetap tertata selama 90 menit bertanding dan minim gangguan.