Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi, Berisiko Mengganggu Tumbuh Kembang

Kompas.com - 21/10/2025, 10:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap, sebanyak 2-7,5 persen anak mengalami alergi susu sapi pada tahun pertama kehidupannya.

Adapun, kondisi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang ini menjadi isu kesehatan yang penting, karena gejalanya sering menyerupai kondisi ringan lainnya, sehingga sulit dikenali.

Menurut dr. Tiara Nien Paramita, SpA, masih banyak orangtua yang belum menyadari bahwa gejala awal alergi susu sapi sering menyerupai flu, kolik, iritasi kulit, atau gangguan pencernaan ringan.

Baca juga: Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa, Serupa tapi Tak Sama

"Tanda-tanda seperti ruam pada kulit, muntah, diare, atau anak yang tampak lebih rewel, bisa menjadi sinyal alergi yang perlu diperhatikan," kata dr. Tiara di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Tumbuh kembang anak kurang optimal

Gejalanya yang sering menyerupai kondisi ringan tersebut menyebabkan banyak anak dengan alergi susu sapi mengalami keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Padahal, tumbuh kembang anak berisiko tidak berjalan dengan maksimal lantaran ada gangguan penyerapan nutrisi penting, yang berisiko menyebabkan anak kekurangan gizi.

Menilik hal tersebut, dr. Tiara mengatakan bahwa deteksi dini, pencegahan, dan tata laksana kebutuhan nutrisi bagi anak dengan alergi susu sapi sangatlah penting.

Jadi, orangtua bisa memastikan anak tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

Pengaruhi fungsi kognitif dan kualitas hidup anak

Alergi susu sapi juga berpotensi memengaruhi fungsi kognitif dan kualitas hidup anak, bahkan menimbulkan stres emosional bagi orangtua, terutama para ibu.

Penelitian Annals of Medical Research (2023) juga mengungkapkan, para ibu dengan anak yang memiliki alergi susu sapi sering kali merasa khawatir terhadap pemenuhan gizi anak, terutama karena asupan nutrisi yang tidak optimal dan keterbatasan informasi yang akurat.

Hati-hati dengan informasi di internet

Saat ini, semakin banyak orangtua mencari informasi kesehatan melalui internet. Namun, ayah dan ibu harus lebih berhati-hati dalam menyerap informasi di dunia maya.

Baca juga: Anak Alergi Susu Sapi, Adakah Alternatif Penggantinya?

"Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kondisi alergi yang berbeda, sehingga tidak semua informasi dapat diterapkan secara umum," ucap dr. Tiara dalam acara Bicara Gizi bertajuk "Listen to the Little Sign: Saatnya Orangtua SADAR Alergi Susu Sapi pada Anak" yang digelar oleh Danone Indonesia.

Menurut dia, orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter anak, agar diagnosis dapat diberikan dengan tepat. Tata laksana nutrisi yang tepat juga penting bagi anak yang terindikasi alergi.

"Termasuk perlu tidaknya memantang produk susu, pemilihan susu atau formula yang sesuai, serta memastikan anak tetap mendapatkan asupan nutrisi optimal guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat," terang dr. Tiara.

Mengingat gejala alergi susu sapi sering mirip kondisi lain, dan proses diagnosis bisa memerlukan waktu dan observasi, orangtua yang peka terhadap tanda-tanda awal akan membantu dokter menentukan diagnosis lebih cepat dan tepat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Relationship
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
Relationship
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Beauty & Grooming
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Beauty & Grooming
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Parenting
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Parenting
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Relationship
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Parenting
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
BrandzView
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
Fashion
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Parenting
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Parenting
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau