JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap, sebanyak 2-7,5 persen anak mengalami alergi susu sapi pada tahun pertama kehidupannya.
Adapun, kondisi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang ini menjadi isu kesehatan yang penting, karena gejalanya sering menyerupai kondisi ringan lainnya, sehingga sulit dikenali.
Menurut dr. Tiara Nien Paramita, SpA, masih banyak orangtua yang belum menyadari bahwa gejala awal alergi susu sapi sering menyerupai flu, kolik, iritasi kulit, atau gangguan pencernaan ringan.
Baca juga: Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa, Serupa tapi Tak Sama
"Tanda-tanda seperti ruam pada kulit, muntah, diare, atau anak yang tampak lebih rewel, bisa menjadi sinyal alergi yang perlu diperhatikan," kata dr. Tiara di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Gejalanya yang sering menyerupai kondisi ringan tersebut menyebabkan banyak anak dengan alergi susu sapi mengalami keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Padahal, tumbuh kembang anak berisiko tidak berjalan dengan maksimal lantaran ada gangguan penyerapan nutrisi penting, yang berisiko menyebabkan anak kekurangan gizi.
Menilik hal tersebut, dr. Tiara mengatakan bahwa deteksi dini, pencegahan, dan tata laksana kebutuhan nutrisi bagi anak dengan alergi susu sapi sangatlah penting.
Jadi, orangtua bisa memastikan anak tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Alergi susu sapi juga berpotensi memengaruhi fungsi kognitif dan kualitas hidup anak, bahkan menimbulkan stres emosional bagi orangtua, terutama para ibu.
Penelitian Annals of Medical Research (2023) juga mengungkapkan, para ibu dengan anak yang memiliki alergi susu sapi sering kali merasa khawatir terhadap pemenuhan gizi anak, terutama karena asupan nutrisi yang tidak optimal dan keterbatasan informasi yang akurat.
Saat ini, semakin banyak orangtua mencari informasi kesehatan melalui internet. Namun, ayah dan ibu harus lebih berhati-hati dalam menyerap informasi di dunia maya.
Baca juga: Anak Alergi Susu Sapi, Adakah Alternatif Penggantinya?
"Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kondisi alergi yang berbeda, sehingga tidak semua informasi dapat diterapkan secara umum," ucap dr. Tiara dalam acara Bicara Gizi bertajuk "Listen to the Little Sign: Saatnya Orangtua SADAR Alergi Susu Sapi pada Anak" yang digelar oleh Danone Indonesia.
Menurut dia, orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter anak, agar diagnosis dapat diberikan dengan tepat. Tata laksana nutrisi yang tepat juga penting bagi anak yang terindikasi alergi.
"Termasuk perlu tidaknya memantang produk susu, pemilihan susu atau formula yang sesuai, serta memastikan anak tetap mendapatkan asupan nutrisi optimal guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat," terang dr. Tiara.
Mengingat gejala alergi susu sapi sering mirip kondisi lain, dan proses diagnosis bisa memerlukan waktu dan observasi, orangtua yang peka terhadap tanda-tanda awal akan membantu dokter menentukan diagnosis lebih cepat dan tepat.