Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari Golkar, Wanda Hamidah: Golkar Sudah Tak Jadi "Check and Balance" terhadap Eksekutif

Kompas.com - 22/08/2024, 16:14 WIB
Firda Janati,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Wanda Hamidah mengungkapkan alasan dirinya memilih keluar dari Partai Golkar.

Wanda mengatakan, hal itu disebabkan karena ia menilai Golkar saat ini tak lagi menjalankan fungsinya sebagai partai politik (parpol).

"Saya berharap partai politik itu menjalankan fungsinya sebagai check and balance terhadap eksekutif. Justru menjadi corong eksekutif kan," jelas Wanda di depan Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).

Baca juga: Wanda Hamidah: Kalau Pilkada Cuma Satu Pasang, Monyet Juga Bisa Jadi!

Wanda merasa, Partai Golkar dan sejumlah parpol lainnya saat ini begitu mudah untuk diintervensi oleh pihak luar.

Karena itulah ia memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar.

"Tadinya saya berharap Golkar menjadi partai modern yang tidak mudah diintervensi. Kalau pragmatis oke lah paham lah, kalau Golkar sebuah partai pragmatis," kata Wanda.

"Cuma tidak semudah itu untuk diintervensi oleh Jokowi. Tetapi ternyata semudah itu, bayangkan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Wanda Hamidah menyatakan dirinya keluar dari Partai Golkar.

Wanda bahkan memasang konten "Peringatan Darurat" dalam unggahan di Instagram-nya ketika mengumumkan keluar dari Golkar.

Baca juga: Wanda Hamidah: Kalau Kita Diam, Kita Digilas dan Tertindas!

"I'm out from Golkar. I don't wanna be in a wrong side of history. I love my country too much. Indonesia is not for sale," tulis Wanda, Rabu (21/8/2024).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau