BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah mencatat adanya pengiriman ratusan pekerja migran ilegal ke Arab Saudi setiap hari.
"Khusus ke Arab Saudi itu setiap hari berangkat 100 sampai 200 orang, ilegal. Padahal Arab Saudi itu ditutup," kata Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (4/7/2025).
Karding mengaku data tersebut didapatkannya dari pengakuan sejumlah calon pekerja migran ilegal yang berhasil diselamatkan dari sebuah tempat penampungan di Kota Bekasi.
Baca juga: Penampungan Pekerja Migran Ilegal di Bekasi Digerebek, 18 Perempuan Diselamatkan
Dari pengakuan para korban, diketahui bahwa sindikat penyalur pekerja migran ilegal kerap berpindah lokasi penampungan.
"Saya tadi wawancara dengan beberapa korban Itu, model mainnya pindah sini, pindah sana," ungkap dia.
Menurut Karding, perlu ada upaya khusus dari semua pihak, baik kementerian, migrasi, hingga kepolisian guna mencegah pengiriman pekerja migran ilegal ke luar negeri.
Karena itu, perlu ada langkah preventif di bandara yang menjadi pintu awal sebelum mereka berangkat ke luar negeri.
"Pemberangkatan secara ilegal yang kita duga di bandara-bandara kayak Bandara Soekarno-Hatta, di mana itu masih cukup banyak setiap hari ini," jelas dia.
Selain itu, Karding menuturkan, mereka yang dikirim ke luar negeri secara ilegal riskan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Baca juga: 18 Calon Pekerja Migran Ilegal yang Diselamatkan di Bekasi Mau Dikirim ke Arab Saudi
"Kalau orang berangkat secara ilegal pasti sulit dilindungi, pasti rawan kena masalah, rawan kena kekerasan, bahkan rawan kena TPPO," imbuh dia.
Sebelumnya, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Barat menggerebek sebuah rumah penampungan ilegal di Kelurahan Jatiraden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (3/7/2025) siang.
Dari penggerebekan ini, sebanyak 18 perempuan calon pekerja migran nonprosedural yang hendak dikirim ke Arab Saudi diselamatkan.
Setelah diselamatkan, calon pekerja yang mayoritas berasal dari Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Barat (NTB) itu dibawa ke Polres Metro Bekasi Kota untuk dimintai keterangan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini