Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Tradisi Nadran Muara Angke: Larung Sesaji hingga Joget di Tengah Laut

Kompas.com - 22/07/2025, 15:23 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Para nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, menggelar tradisi Nadran atau sedekah laut pada Selasa (22/7/2025), sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang mereka peroleh.

Rangkaian acara Nadran dimulai sehari sebelumnya, Senin (21/7/2025), dengan penyembelihan satu ekor kerbau dan dua ekor kambing. Kepala serta jeroan hewan kurban tersebut kemudian dilarung ke laut sebagai simbol persembahan.

Selain hewan kurban, para nelayan juga menyiapkan miniatur perahu berisi sesaji berupa buah-buahan, bunga, sayur-mayur, aneka minuman, hingga uang. Miniatur perahu ini diikat di sisi kiri kapal sebelum akhirnya dilarungkan ke laut.

Baca juga: Gibran Akan Rapat Bahas Percepatan Normalisasi Kali Angke

Tidak hanya itu, di atap kapal juga digantung berbagai minuman dalam botol, mulai dari teh manis hingga minuman bersoda, sebagai bagian dari prosesi adat.

Pada malam sebelumnya, nelayan turut menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, yang menjadi bagian dari tradisi Nadran tahun ini.

Larung sesaji di laut

Pada Selasa pagi, prosesi puncak Nadran dimulai pukul 08.48 WIB dengan penampilan marching band dan pertunjukan reog dari salah satu SMP di Jakarta Utara.

Sekitar pukul 10.00 WIB, para nelayan menjalani ritual ruwatan atau pensucian diri di depan panggung wayang kulit, sebelum berangkat ke tengah laut.

Setidaknya lima perahu besar berangkat ke tengah laut, namun hanya dua kapal yang membawa miniatur perahu berisi sesaji.

Prosesi ini dikawal oleh sejumlah pihak, termasuk Basarnas, TNI/Polri, dan aparat terkait lainnya.

Pada pukul 11.15 WIB, rombongan kapal mulai bergerak menuju perairan sekitar Pulau Damar, Kepulauan Seribu, yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Muara Angke.

Baca juga: Terakhir Terlihat di Pelabuhan Merak, Dian Akbar Hilang Usai Pamit Temui Teman

Dalam perjalanan, sesaji berupa dupa, bunga, hingga darah kerbau yang dicampur melati disebar ke laut menggunakan batang pohon pinang. Ini merupakan bagian dari tradisi spiritual para nelayan untuk meminta berkah dan keselamatan.

Joget di tengah laut

Meski tengah menjalani prosesi adat, suasana tetap meriah. Para nelayan dan warga yang ikut dalam tradisi ini berjoget di atas kapal diiringi musik dangdut khas Cirebon yang diputar dari speaker masing-masing kapal.

"Tradisinya emang masing-masing kapal bawa speaker. Biasanya kalau melaut juga ada speaker buat menghilangkan jenuh," kata salah satu nelayan, Toni (42), kepada Kompas.com.

Setibanya di titik pelarungan, para nelayan menggunakan gergaji untuk memotong tali pengikat miniatur perahu yang berisi sesaji.

Setelah dilepaskan, miniatur kapal itu perlahan jatuh ke laut, membiarkan isi sesaji—kepala kerbau, buah, sayur, dan uang—berserakan di laut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Megapolitan
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Megapolitan
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Megapolitan
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Megapolitan
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Megapolitan
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Megapolitan
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau