JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) resmi menggandeng PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinar Mas Land) untuk mengkaji rencana perpanjangan jalur MRT North–South Line dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ke Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (24/7/2025).
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang digelar di Stasiun MRT Lebak Bulus.
Penandatanganan MoU tersebut menjadi langkah awal dalam studi kelayakan proyek perpanjangan MRT ke wilayah Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.
Baca juga: MRT Jakarta Ungkap Alasan Lamanya Progres Trayek Harmoni-Mangga Besar
Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, mengatakan, kolaborasi ini menjadi bagian dari mandat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memperluas jaringan transportasi massal yang terintegrasi, modern, dan efisien di wilayah Jabodetabek.
“Ini adalah studi awal untuk menentukan trase yang paling efektif dari sisi ekonomi dan penumpang. Kita juga akan mengkaji skema kelembagaan dan pembiayaan,” kata Tuhiyat dalam sambutannya di Stasiun MRT Lebak Bulus, Kamis.
MRT Jakarta menargetkan tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga mengembangkan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD) yang terkoneksi dengan berbagai pusat kegiatan ekonomi, hunian, dan pendidikan di Tangerang Selatan serta Kabupaten Tangerang.
Saat ini, MRT Jakarta tengah melanjutkan pembangunan fase 2 ke arah utara (Bundaran HI–Ancol) dan menyiapkan jalur timur–barat dari Medan Satria ke Tomang.
Baca juga: Stasiun Thamrin Akan Jadi Simpul Jalur MRT Lintas 3 Provinsi
Perluasan ke arah barat daya ini akan memperluas jangkauan layanan dan mendorong lebih banyak masyarakat beralih ke transportasi publik.
Sementara itu, Managing Director President Office Sinar Mas Land, Irawan Harahap, menyampaikan bahwa lebih dari 500.000 warga Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang setiap harinya beraktivitas di luar domisili mereka, dengan 82 persen di antaranya masih menggunakan kendaraan pribadi.
“Setiap hari, masyarakat dari dua wilayah ini harus menempuh perjalanan dua sampai tiga jam ke Jakarta. Ini bukan hanya soal kemacetan, tapi juga emisi karbon dan waktu produktif yang terbuang,” ungkapnya.
Irawan menegaskan bahwa hadirnya jalur MRT baru ke Serpong akan menjadi solusi jangka panjang, sekaligus memperkuat pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan BSD City.
Menurut dia, pembangunan jalur MRT akan meningkatkan aksesibilitas, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong investasi yang berkelanjutan.
“Kami percaya, sinergi sektor swasta dan pemerintah adalah kunci pembangunan infrastruktur strategis,” katanya.
Kepala Badan Pembinaan BUMD DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat yang turut hadir menegaskan bahwa konektivitas antara Jakarta dan wilayah penyangga, yakni Tangerang dan Banten menjadi prioritas Pemprov DKI dalam mendorong pertumbuhan kawasan metropolitan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Baca juga: Stasiun MRT Thamrin Jadi yang Terpanjang, Siap Sambut Jalur Timur–Barat dan Area Komersial Besar
“Transportasi publik seperti MRT adalah solusi untuk menekan ketergantungan pada kendaraan pribadi dan polusi udara. Ini bagian dari komitmen kita menuju net zero emission 2050,” kata Syaefuloh.