Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Main Roblox, Orangtua Khawatir Muncul Teks dan Gambar Tak Patut

Kompas.com - 06/08/2025, 18:59 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua dirundung rasa khawatir karena anaknya bermain gim online Roblox.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Aditya Nugrha (34) misalnya, cemas jika Roblox menampilkan teks atau visual yang tidak sepatutnya dilihat anak di bawah umur. 

"Ketakukan tentu ada, karena saya sebagai orangtua tidak bisa mengawasi tampilan yang muncul di layar handpone sepanjang waktu. Bisa saja ada chat atau gambar yang tidak baik muncul," ucap Aditya kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Meski dirundung rasa takut, Aditya tetap memperbolehkan putrinya yang masih berusia tujuh tahun dan duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD) bermain Roblox.

Baca juga: Khawatir Anak Kecanduan Roblox, Orangtua Batasi Penggunaan Ponsel

Sebab, bagi Aditya, Roblox tetap menawarkan sejumlah manfaat untuk perkembangan anak. Misalnya, memperkenalkan berbagai visual, melatih logika, melatih membaca, dan mengembangkan kemampuan imajinasi anak.

Namun, untuk mencegah putrinya kecanduan bermain gim online itu, Aditya tak mengizinkan putrinya bermain Roblox seharian. Ia dan sang istri pun selalu membatasi putri mereka  bermain ponsel. 

Selain itu, ketika putrinya bermain ponsel, khususnya Roblox, Aditya dan sang istri selalu melakukan pengawasan ketat. 

"Saat bermain handpone biasanya diberikan batasan waktu yang bervariasi, mulai dari 30 menit sampai satu jam, tergantung dari aktivitas yang dimiliki anak. Bisa saja tidak main sama sekali jika ada ulangan harian," ucap Aditya.

Orangtua lain, Fitri (30), juga mengatakan bahwa putrinya kerap bermain Roblox. Menurut Fitri, selama anaknya masih mau bersosialisasi dan tidak menunjukkan perilaku buruk yang dicontoh dari Roblox, ia tak melarang anaknya main gim online itu.

"Selagi masih bersosialisasi dan melalukan hal positif, kami tidak takut. Terkecuali anak tersebut sudah di luar batas anak sewajarnya dalam melakukan sesuatu," jelas Fitri.

Fitri pun selalu berusaha melakukan pengawasan ketat dan membatasi putrinya dalam menggunakan ponsel.

Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti melarang anak-anak bermain Roblox karena sering menampilkan adegan kekerasan.

Baca juga: Pro Kontra Orangtua Soal Larangan Roblox: Antara Melatih Logika dan Picu Tantrum

Dengan tingkat intelektualitas anak-anak yang masih terbatas, Mu'ti menilai, anak-anak cenderung akan meniru apa yang dilihat.

"Misalnya mohon maaf ya, kalau di gim itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di gim. Kalau dia main dengan temannya, kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah," ujar Mu'ti, Senin (4/8/2025).

Mu'ti meminta orangtua memandu anak-anaknya untuk tidak mengakses informasi-informasi, termasuk gim-gim daring yang mengandung kekerasan.

la mendorong orangtua lebih mengarahkan anak pada aktivitas fisik dan sosial yang bermanfaat, serta membatasi penggunaan perangkat digital hanya untuk tujuan edukatif.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau