Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Larangan Roblox, PPAPP DKI Ingatkan Penerapan 8 Fungsi Keluarga

Kompas.com - 11/08/2025, 14:39 WIB
Mohamad Bintang Pamungkas

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menyoroti pentingnya peran keluarga dalam melindungi anak dari dampak negatif permainan daring seperti Roblox, yang belakangan ramai dimainkan oleh anak-anak.

Menurut Iin, keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak. Ia mengingatkan agar setiap orang tua menerapkan delapan fungsi keluarga, yakni fungsi agama, cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial budaya, perlindungan, pendidikan, dan pembinaan lingkungan.

“Kembali kepada delapan implementasi fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh semua keluarga. Seperti kita ketahui bahwa keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak,” kata Iin, Senin (11/8/2025), dari Antara.

Baca juga: Apa Alasan Roblox Dilarang Pemerintah? Bagaimana Kata Orangtua dan Ahli?

Iin menekankan, pembekalan nilai dan pendidikan yang kuat akan membantu anak memahami mana yang baik dan buruk, terutama di tengah keterbukaan informasi dan arus globalisasi.

“Karena kita tidak bisa membatasi dinamika. Keterbukaan informasi dan globalisasi yang bisa kita lakukan adalah membekali anak-anak dengan ilmu, iman dan takwa,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Dinas PPAPP DKI akan terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan kampanye positif sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengimbau anak-anak untuk tidak memainkan Roblox.

Baca juga: Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Karyawan Swasta: Urusan Libur Saja Pilih-pilih

Ia menilai, permainan tersebut mengandung unsur kekerasan dan bahasa yang tidak pantas, yang berisiko ditiru oleh anak.

“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya, karena itu tidak baik ya,” kata Mu’ti.

Mu’ti juga menyoroti dampak kecanduan gim, yang menurutnya dapat mengurangi aktivitas fisik serta mempengaruhi perkembangan motorik dan emosional anak. Ia mendorong orang tua untuk mengarahkan anak ke konten edukatif dan bermanfaat.

Sebelumnya, pemerintah mulai mempertimbangkan pelarangan game online Roblox untuk anak-anak usia sekolah menyusul kekhawatiran akan dampak negatif konten kekerasan dan paparan digital berlebihan terhadap perkembangan fisik maupun mental anak.

Baca juga: Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Antara Euforia Libur ASN dan Keluhan Pekerja Swasta

Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam kunjungan ke SD Negeri 2 Cideng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).

Ia menyebutkan bahwa anak-anak usia dini cenderung meniru apa yang mereka lihat, termasuk kekerasan dalam game seperti Roblox.

“Banyak kekerasan di game seperti Roblox. Anak-anak belum bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya rekayasa. Kadang mereka meniru, seperti membanting temannya, karena di game itu dianggap biasa,” ujar Abdul Mu’ti.

Rencana pemerintah melarang Roblox bagi anak-anak belum difinalisasi. Namun, pernyataan Mendikdasmen menegaskan bahwa fokus pemerintah adalah mendorong literasi digital dan peran aktif keluarga dalam mendampingi anak.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Megapolitan
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Megapolitan
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Megapolitan
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Megapolitan
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Megapolitan
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Megapolitan
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau