Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Macet, Proyek Galian di Jakarta Diminta Tidak Dikerjakan Bersamaan

Kompas.com - 22/08/2025, 12:44 WIB
Ruby Rachmadina,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ali Lubis, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menata ulang jadwal proyek pembangunan di Ibu Kota.

Menurut dia, tidak seharusnya ada dua atau bahkan tiga proyek kontruksi dikerjakan bersamaan di satu ruas jalan karena membuat kemacetan semakin parah.

Desakan ini muncul setelah Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat ada 216 ruas jalan dengan panjang 264,58 kilometer yang terdampak pengerjaan konstruksi dan menjadi penyebab kemacetan di Jakarta.

Baca juga: Trotoar TB Simatupang Bakal Disunat demi Atasi Macet

“Jika ada tiga proyek atau galian dalam satu jalan, maka untuk sementara dua proyek atau galian yang lain harus disetop sementara sampai yang satu proyek selesai demi mengurangi dampak macet,” kata Ali, Jumat (22/8/2025).

Ali menegaskan, proyek pembangunan memang penting untuk perbaikan kota.

Namun, pelaksanaannya harus disertai perencanaan yang matang agar tidak merugikan warga.

Ali juga meminta Pemprov DKI turun tangan langsung untuk mengecek sejauh mana pengerjaan proyek di lapangan.

Jika ditemukan adanya keterlambatan atau pekerjaan yang tidak sesuai target, pemerintah diminta tidak ragu menegur kontraktor agar penyelesaian proyek bisa lebih cepat dan tidak semakin memperparah kemacetan.

“Pemprov jakarta harus mengambil langkah tegas untuk menegur pihak ketiga atau yang mengerjakan proyek atau galian tersebut jika memang dalam pekerjaannya terkesan lambat atau bagaimana sehingga menimbulkan macet,” ungkap Ali.

Sebelumnya, Dishub DKI Jakarta mencatat ada 216 ruas jalan dengan panjang total 264,58 kilometer yang terkena dampak proyek pembangunan di Ibu Kota.

Baca juga: Macet Parah TB Simatupang akibat Banyak Proyek Galian, Mayoritas Milik Pemprov DKI

Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan kondisi itu menjadi salah satu penyebab utama kemacetan yang kerap terjadi belakangan ini.

“Berdasarkan hasil inventarisasi Dishub, ada 216 ruas jalan dengan total 264,58 km yang terokupansi akibat pekerjaan konstruksi. Hal ini berdampak terhadap adanya kepadatan lalu lintas di ruas jalan,” kata Syafrin dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).

Menurut Syafrin, proyek-proyek yang tengah berlangsung meliputi pembangunan MRT Jakarta, LRT Jakarta, Tol Harbour Road 2, Jakarta Sewerage Development Project (air limbah), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jaringan utilitas terpadu (SJUT), hingga pembangunan saluran crossing.

Untuk meminimalisasi dampak kemacetan, Dishub DKI bersama kepolisian menerapkan berbagai rekayasa lalu lintas.

Mulai dari pengalihan arus, penerapan contra flow, penutupan persimpangan, pembongkaran jalur cepat-lambat, hingga penempatan petugas lapangan dan flagman dari pihak kontraktor.

Syafrin optimistis, meski sekarang warga harus menghadapi kemacetan, hasil proyek tersebut akan memberikan manfaat besar di masa depan.

“Untuk proyek perkeretaapian dan jalan tol akan memberikan nilai tambah bagi transportasi berkelanjutan dan mobilitas warga. Sementara pembangunan jaringan perpipaan akan meningkatkan sistem pengelolaan air limbah dan penyediaan air minum yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Syafrin.

Baca juga: 21 Titik Kemacetan di Jakarta Selatan, TB Simatupang Terparah

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau