Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Geram Tunjangan Rumah DPR Rp 50 Juta: Tak Etis di Tengah Ekonomi Sulit

Kompas.com - 25/08/2025, 08:40 WIB
Intan Afrida Rafni,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebijakan pemberian tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memicu gelombang kritik masyarakat.

Di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit, kebijakan tersebut dianggap tidak masuk akal dan menunjukkan ketidakpekaan wakil rakyat terhadap realitas hidup masyarakat.

Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com secara terbuka menyampaikan kekecewaannya. Mereka menilai jumlah tunjangan tersebut lebih mencerminkan kemewahan ketimbang kebutuhan kerja.

Baca juga: Warga Kritik Tunjangan Rumah DPR Rp 50 Juta: Jangan Hidup Bermegah-megahan Terus

Dinilai sebagai kemewahan

Yaomi (27), warga Sumedang, Jawa Barat, menilai angka Rp 50 juta per bulan tidak dapat dianggap kebutuhan.

"Di saat banyak rakyat kesulitan dengan kebutuhan sehari-hari dan inflasi tinggi, kebijakan ini terkesan tidak sensitif dan jauh dari realitas masyarakat," ujarnya, Kamis (21/8/2025).

Menurut dia, pemberian tunjangan seharusnya wajar, tetapi jumlahnya mesti realistis.

"Memberi Rp 50 juta per bulan lebih terlihat seperti kemewahan daripada kebutuhan kerja DPR," kata dia.

Nada serupa disampaikan Dira (25), warga Depok. Ia mengaku geram setelah mengetahui besarnya tunjangan tersebut.

"Pas lihat dan tahu tunjangan mereka sebesar ini jujur enggak banget (kontra). Apalagi untuk saya yang cuma setara gaji sehari anggota DPR," ucap Dira.

Menurut dia, kebijakan ini tidak etis, terutama ketika rakyat diminta berhemat dan pemerintah menggaungkan efisiensi anggaran.

Baca juga: Kritik Tunjangan Rumah DPR Rp 50 Juta, Warga: Tak Peka Kondisi Ekonomi Rakyat

"Bukan bermaksud lebih senang lihat orang susah, tapi kayak enggak etis aja," tambahnya.

Dira juga menyoroti banyaknya tunjangan lain yang dianggap berlebihan.

"Dan ini ditambah lagi tunjangan rumah Rp 50 juta kayak buang-buang duit negara saja," ucapnya.

Ia menyarankan negara sebaiknya menyediakan rumah dinas yang bisa dipakai bergantian oleh legislator.

"Biar kalau sudah tidak menjabat, dikembalikan ke negara untuk anggota selanjutnya," kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Megapolitan
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Megapolitan
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Megapolitan
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Megapolitan
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Megapolitan
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Megapolitan
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau