Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rendam Jalan Bintaro Permai IV, Warga: Mirip Lautan

Kompas.com - 16/09/2025, 17:22 WIB
Hanifah Salsabila,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Selasa (16/9/2025) siang menyebabkan banjir di Jalan Bintaro Permai IV, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan keterangan warga setempat, Rizqi (20), genangan mulai muncul sekitar pukul 13.00 WIB setelah hujan turun sejak pukul 11.30 WIB. Ketinggian air diperkirakan mencapai 50–60 sentimeter.

“Banjirnya sudah dari jam 13.00 WIB, tingginya sepaha, kemungkinan 50 atau 60 senti meter,” kata Rizqi saat ditemui Kompas.com, Selasa.

Baca juga: 12 RT di Jakarta Selatan Banjir Imbas Hujan Deras dan Luapan Kali Mampang

Ia menggambarkan kondisi banjir seperti laut di samping rel kereta api.

“Ini belum surut sih, masih kayak lautan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Andika (29), seorang pekerja bengkel di sekitar lokasi. Ia menyebutkan banjir meluas hingga ke ujung Jalan Bintaro Permai IV arah Ulujami.

“Banjirnya dari sini sampai deket pabrik tempe di ujung,” kata Andika.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah pengendara memilih memutar balik karena genangan menutupi batas jalan dengan selokan di sampingnya.

Namun, ada juga yang nekat menerobos, termasuk pengendara mobil. Murid-murid berseragam SMP juga tampak melintasi banjir dengan sepeda motor maupun berjalan kaki.

Hingga sore hari, aliran air dari Jalan Depsos masih terus masuk ke Jalan Bintaro Permai IV yang posisinya lebih rendah. Sampah tampak berputar-putar di saluran air menuju Kali Pesanggrahan.

Baca juga: Keluhan Pedagang Pasar Lontar Koja, Sering Banjir kala Hujan Deras

Menurut Andika, banjir kerap terjadi setiap kali hujan deras, terutama ketika Kali Pesanggrahan meluap akibat permukaan air yang terlalu tinggi.

“Kalau di sana sudah penuh, ngalir ke sini, nah itu tadi airnya sampai tenang enggak ngalir ke mana-mana lagi dan sudah tinggi, kalau ini kan sudah mulai ngalir lagi,” jelasnya.

Ia menambahkan, selokan di antara jalan dan rel kereta api seharusnya dikeruk agar dapat menampung air lebih banyak.

“Harusnya itu (selokannya) dikeruk, soalnya banyak pasirnya numpuk, jadinya enggak bisa nampung banyak air, terakhir itu sudah lama, setahun lebih,” ucap Andika.

Kondisi serupa juga terlihat di sisi lain rel, tepatnya di Jalan Bintaro Alamanda Raya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat