Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 14 BPR Berguguran, Bos LPS: Penyebab Utamanya "Fraud"

Kompas.com - 31/07/2024, 21:42 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah bank perkreditan rakyat (BPR) yang tutup terus bertambah pada tahun ini. Tercatat, sudah terdapat 14 BPR yang gugur sejak awal tahun hingga Juli 2024.

Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding tahun 2023, di mana jumlah BPR yang tutup sebanyak 4 bank. Selain itu, jumlah BPR yang dicabut izinnya pada tahun ini juga lebih tinggi dari rata-rata setiap tahunnya, yakni 6-7 BPR tutup per tahun.

Meskipun jumlah BPR tutup tahun ini sudah lebih tinggi dari tahun lalu atau rata-rata setiap tahun, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, hal itu bukan disebabkan oleh faktor eksternal. Ia menyebutkan, ke-14 BPR yang tutup pada tahun 2024 masih disebabkan oleh praktik tata kelola yang tidak baik atau fraud.

"Jadi sebagian penyebab utama dari bank BPR jatuh adalah fraud. Bukan karena dampak ekonomi," kata dia, ditemui di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Baca juga: OJK Sebut 20 BPR Bakal Tutup Tahun Ini

Oleh karenanya, LPS berencana memperkuat pengawasan manajemen BPR dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan sistem informasi dan teknologi yang akan mendukung operasional BPR.

Purbaya memang sempat menyinggung, sejumlah BPR tidak memiliki sistem informasi dan teknologi yang baik untuk mendukung operasional bisnis. Pasalnya, pengembangan sistem informasi perbankan membutuhkan anggaran dana yang besar.

"Makanya ke depan kita sedang membuat program yang berhubungan dengan IT, supaya kita bisa melatih manajemen dari BPR-BPR gitu tadi," tuturnya.

Berbeda dengan Purbaya, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan, fenomena BPR yang berguguran tidak hanya disebabkan oleh fraud. Banyaknya BPR yang tutup atau dicabut izinnya beberapa bulan belakangan adalah akibat kendala dengan permodalan yang kurang kuat dan persaingan bisnis yang ketat. Seiring dengan itu, BPR juga mengalami keterlambatan dalam mengadopsi kemajuan teknologi.

"Jadi bukan karena adanya fraud sebagai penyebab dominan," kata dia kepada Kompas,com, ditulis Minggu (28/7/2024).

Ia menambahkan, tata kelola menjadi salah satu hal utama yang menjadi perhatian regulator dalam pengelolaan BPR. Untuk itu regulator menerbitkan POJK 7/2024 demi memastikan BPR/BPRS meningkatkan kualitas tata kelolanya terutama setelah terbitnya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan maraknya digitalisasi keuangan.

Di samping terbitnya UU P2SK, POJK 7/2024 membawa angin segar bagi iklim bisnis BPR dan peningkatan tata kelola BPR atau BPRS.

"Namun, implementasinya menghadirkan beberapa tantangan," imbuh dia.

Pasalnya, penerapan tata kelola yang efektif membutuhkan komitmen dan sumber daya memadai, terutama bagi BPR atau BPRS kecil. Di sisi lain, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan dan pengembangan karyawan juga diperlukan.

Baca juga: OJK Cabut 14 Izin Usaha BPR Sepanjang 2024, Ini Daftarnya

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
IHSG Awal Sesi Lesu Usai Reshuffle Menteri, Nilai Tukar Rupiah Nyaris Rp 16.500
IHSG Awal Sesi Lesu Usai Reshuffle Menteri, Nilai Tukar Rupiah Nyaris Rp 16.500
Ekbis
Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Harga Emas Antam 9 September 2025 Melonjak Rp 26.000 Per Gram
Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Harga Emas Antam 9 September 2025 Melonjak Rp 26.000 Per Gram
Ekbis
Masuki Babak Baru, Betadine Perkuat Inovasi Kesehatan Bersama iNova Pharmaceuticals
Masuki Babak Baru, Betadine Perkuat Inovasi Kesehatan Bersama iNova Pharmaceuticals
BrandzView
Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Simak Saham Pilihan IPOT
Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Simak Saham Pilihan IPOT
Ekbis
Menkeu Mau 'Bungkam' Pendemo dengan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Menkeu Mau "Bungkam" Pendemo dengan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Ekbis
Perkuat Ekosistem Logistik di Pedesaan, Koperasi Merah Putih Diajak Jadi Agen Pos
Perkuat Ekosistem Logistik di Pedesaan, Koperasi Merah Putih Diajak Jadi Agen Pos
Ekbis
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Ekbis
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Ekbis
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Ekbis
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Ekbis
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Ekbis
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Ekbis
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Keuangan
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Ekbis
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau