JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, outstanding pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan lewat layanan buy now pay later (BNPL) atau paylater tumbuh semakin pesat hingga September 2024.
Berdasarkan data OJK, nilai outstanding pembiayaan BNPL yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan mencapai Rp 8,24 triliun sampai dengan September lalu.
Nilai itu meroket 103,40 persen atau naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan posisi September tahun lalu, di mana pertumbuhan itu juga lebih tinggi dari pertumbuhan Agustus 2024 sebesar 89,20 persen secara tahunan.
Baca juga: Nilai Utang Pinjol RI Kian Melonjak, Paylater Naik Dua Kali Lipat
Pertumbuhan pesat itu diikuti oleh kenaikan rasio pembiayaan bermasalan (non performing financing/NPF) gross BNPL, dari Agustus sebesar 2,52 persen, menjadi 2,60 persen pada September.
Lonjakan penyaluran paylater juga dicatatkan oleh industri perbankan, di mana outstanding kredit BNPL perbankan nasional mencapai Rp 19,81 triliun sampai dengan September.
Nilai kredit itu tumbuh 46,42 persen secara tahunan, juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada bulan Agustus sebesar 40,68 persen.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, pesatnya pertumbuhan pembiayaan BNPL perlu menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan terkait.
Baca juga: Gandeng Kredivo, Bayar Tiket MRT Jakarta Bisa Pakai Paylater
Pasalnya, lonjakan pembiayaan paylater terjadi di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi tanda-tanda pelemahan daya beli masyarakat, seperti deflasi secara bulanan yang terjadi pada Mei - September 2024.
"Saya masih melihat dorongan pemenuhan kebutuhan masyarakat masih tinggi di saat kondisi ekonomi sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja," tutur dia, kepada Kompas.com, Sabtu (2/11/2024).