Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudahkan Investor Ritel Beli Obligasi, Indo Premier Luncurkan IPOT Bond

Kompas.com - 18/05/2025, 18:16 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indo Premier Sekuritas meluncurkan fitur IPOT Bond, yang memungkinkan investor baru untuk membeli obligasi secara langsung.

Peluncuran fitur baru ini dilatabelakangi dengan masih rendahnya adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia, terutama akibat kurangnya pemahaman investor ritel terhadap mekanisme dan cara kerja obligasi di pasar sekunder.

Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The mengatakan, IPOT Bond hadir sebagai bentuk komitmen Indo Premier untuk membantu investor ritel meraih keuntungan maksimal dari obligasi dengan menawarkan harga terbaik yang dapat diakses oleh para investor.

Baca juga: Tarik Investor Asing, Obligasi RI Kian Menarik di Tengah Sinyal Dovish The Fed?

“Melalui IPOT Bond, kami membuka jalan bagi investor ritel untuk meraih potensi keuntungan yang lebih maksimal dengan akses harga terbaik, baik untuk obligasi pemerintah maupun korporasi, serta kemudahan likuiditas yang ditingkatkan. Ini bukan sekadar fitur, tapi langkah konkret untuk mengubah cara kita melihat, mengakses, dan memaksimalkan investasi obligasi,” ujar dia dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (18/5/2025).

IPOT Bond lanjut dia, bukan hanya pelengkap, tetapi bagian dari transformasi yang lebih besar tentang bagaimana Indo Premier menghadirkan lebih banyak pilihan instrumen investasi melalui aplikasi IPOT.

“Kami percaya, dengan akses yang mudah dan harga yang lebih kompetitif, investor ritel bisa menikmati keuntungan maksimal dari IPOT Bond,” kata Moleonoto.

Dia menyebutkan, IPOT Bond menawarkan harga beli obligasi yang lebih kompetitif, fleksibilitas memilih antara obligasi pemerintah dan korporasi, proses transaksi yang cepat dengan jam transaksi yang lebih panjang dan eksekusi langsung. Selain itu, setiap pembelian obligasi akan langsung masuk ke dalam portofolio.

"Berbagai keunggulan ini adalah sesuatu yang belum pernah ditawarkan perbankan atau aplikasi investasi lainnya," sebutnya.

Sebagai informasi, data statistik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per akhir Maret 2025 menunjukkan jumlah investor ritel untuk SBN baru mencapai 1,19 juta investor, lebih rendah dibandingkan jumlah investor pasar modal yang telah mencapai 15,7 juta investor, jumlah investor saham 6,7 juta investor, dan jumlah investor reksa dana 14,8 juta investor.

Baca juga: Pahami soal Durasi Obligasi, Cara Cerdas Kelola Risiko dan Raih Cuan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Menkeu Mau 'Bungkam' Pendemo dengan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Menkeu Mau "Bungkam" Pendemo dengan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Ekbis
Perkuat Ekosistem Logistik di Pedesaan, Koperasi Merah Putih Diajak Jadi Agen Pos
Perkuat Ekosistem Logistik di Pedesaan, Koperasi Merah Putih Diajak Jadi Agen Pos
Ekbis
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Ekbis
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Ekbis
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Ekbis
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Ekbis
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Ekbis
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Ekbis
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Keuangan
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Ekbis
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
Ekbis
Kementerian ESDM Siapkan Lelang 7 Blok Migas pada September 2025
Kementerian ESDM Siapkan Lelang 7 Blok Migas pada September 2025
Ekbis
Komisi XII Tunjuk Wahyudi Anas Pimpin BPH Migas 2025–2029
Komisi XII Tunjuk Wahyudi Anas Pimpin BPH Migas 2025–2029
Ekbis
IHSG Kemarin Anjlok 1,28 Persen, Analis Sebut Pasar Merespons Reshuffle Kabinet
IHSG Kemarin Anjlok 1,28 Persen, Analis Sebut Pasar Merespons Reshuffle Kabinet
Ekbis
Baru Usul Anggaran Rp 7,8 Triliun, Budi Arie Dicopot 2 Jam Setelah Raker di DPR
Baru Usul Anggaran Rp 7,8 Triliun, Budi Arie Dicopot 2 Jam Setelah Raker di DPR
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau