Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bea Cukai Catat Kinerja Positif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Penerimaan Tembus Rp 122,9 Triliun

Kompas.com - 26/06/2025, 15:47 WIB
TS Naja,
DWINH

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatatkan kinerja positif dalam sektor penerimaan dan pengawasan, meskipun ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian akibat memanasnya situasi geopolitik di Timur Tengah.

Selain dipengaruhi tensi geopolitik yang meningkat, ancaman terhadap perekonomian global juga berasal dari sektor perdagangan internasional yang berisiko mendorong lonjakan inflasi.

Salah satu solusi untuk meredam dampak kondisi tersebut adalah memastikan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tetap berjalan sebagai instrumen stabilisasi ekonomi.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa APBN terus menjalankan fungsinya untuk menjaga perekonomian nasional dan masyarakat.

Baca juga: Kemenkeu Pastikan APBN Masih Kuat Meredam Dampak Lonjakan Harga Minyak Dunia

"Indonesia tetap bisa menjaga stabilitas ekonomi serta kebijakan fiskal yang responsif dan adaptif di segala situasi, baik di tengah ketegangan global yang meningkat maupun saat pasar keuangan dan ekonomi global bergejolak," ucapnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (17/6/2025).

Menanggapi pernyataan Sri Mulyani, Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat (Humas) dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo mengungkapkan bahwa Bea Cukai memiliki andil dalam menjaga kinerja APBN.

Kontribusi Bea Cukai dalam APBN diwujudkan melalui penerimaan kepabeanan dan cukai yang diarahkan untuk kebermanfaatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Budi menyebutkan, hingga Mei 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 122,9 triliun atau 40,7 persen dari target APBN. Angka ini tumbuh 12,6 persen year-on-year (yoy), didorong oleh penerimaan bea keluar dan cukai.

Baca juga: Prabowo Bakal Renovasi 2 Juta Rumah Pada 2025, Pakai APBN Rp 43,6 Triliun

Penindakan Bea Cukai

Selain sektor penerimaan, kegiatan penindakan yang dilakukan Bea Cukai juga menyumbang angka fantastis dalam APBN.

“Pengawasan Bea Cukai menunjukkan kinerja positif, khususnya dalam efektivitas penindakan, sebagai bentuk upaya melindungi masyarakat dan mengamankan perekonomian nasional dari barang ilegal dan penyelundupan,” ujar Budi melalui siaran pers, Kamis (26/6/2025).

Hingga Mei 2025, Bea Cukai telah melakukan 12.582 penindakan kepabeanan dan cukai yang menghasilkan nilai tangkapan sebesar Rp 6,9 triliun atau tumbuh 146,1 persen yoy.

Selain itu, Bea Cukai juga telah melakukan 679 penindakan terhadap narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP) bersama aparat penegak hukum (APH), dengan barang bukti mencapai 6,5 ton atau tumbuh 176,8 persen yoy.

Baca juga: Tingkatkan Pengawasan Narkotika Dalam Negeri, Bea Cukai Lacak Peredaran di Jalur Domestik

Budi mengungkapkan bahwa kegiatan ekonomi di kawasan berfasilitas juga masih menunjukkan pertumbuhan, dengan insentif kepabeanan mencapai Rp 16,8 triliun atau tumbuh 21,3 persen yoy pada Mei 2025. 

Capaian tersebut berhasil diraih Bea Cukai berkat pertumbuhan pemberian insentif pada fasilitas bea masuk di Kawasan Berikat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta sektor pertahanan dan keamanan.

“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, khususnya masyarakat atas kerja samanya dalam mendukung kinerja APBN di sektor kepabeanan dan cukai. Kami berharap APBN dapat terus terjaga, sehingga tetap mampu menjaga perekonomian dan masyarakat,” pungkas Budi.

Baca juga: Tingkatkan Diplomasi Kepabeanan, Bea Cukai Hadiri Pertemuan Dirjen ASEAN di Brunei Darussalam

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau