Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Maskapai Sebut Penggunaan Bioavtur Minyak Jelantah Bisa Bikin Tiket Mahal

Kompas.com - 30/07/2025, 12:33 WIB
Elsa Catriana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (INACA), Denon Prawiraatmadja, merespons rencana pemerintah yang ingin menggunakan bioavtur dari minyak jelantah untuk pesawat terbang.

Menurut dia, langkah ini memang bertujuan mengurangi biaya operasional penerbangan dalam jangka panjang.

Namun, bila diterapkan tanpa perencanaan matang, bisa berdampak pada harga tiket.

Used cooking oil ini pengelolaan jangka panjangnya memang harus me-reduce cost dari penerbangan, jadi jangka panjangnya kalau operational expenditure-nya ini makin lama makin efisien tentu bukan tarifnya makin murah tapi semakin affordable dan traffic-nya juga akan semakin meningkat,” ujarnya seusai menghadiri Indonesia Aero Summit di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Ketua Umum Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (INACA) Denon Prawiraatmadjausai menghadiri acara Indonesia Aero Summit di Jakarta, Rabu (30/7/2025). KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA Ketua Umum Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (INACA) Denon Prawiraatmadjausai menghadiri acara Indonesia Aero Summit di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Baca juga: IATA Bikin Matchmaker, Jodohkan Maskapai dengan Avtur Ramah Lingkungan

Ia menjelaskan struktur harga tiket pesawat melibatkan banyak komponen, mulai dari bahan bakar avtur, tarif per kilometer, pajak, hingga surcharge.

Jika distribusi bioavtur dari minyak jelantah tidak dirancang efisien, biaya bisa membengkak.

“Nah makanya ini perencanaannya harus komprehensif, feasibility studinya harus komprehensif sehingga used cooking oil yang sudah tersebar di seluruh Indonesia ini jangan dikumpulkan di satu titik sehingga distribusinya akan double cost kan. Dalam pengembangannya dan membuat feasibility studynya untuk penerapannya ini nanti harus komprehensif,” kata Denon.

Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap Produksi Avtur dari Campuran Minyak Jelantah

Sebelumnya, pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menilai penggunaan bioavtur dari minyak jelantah sebagai langkah ramah lingkungan.

Meski begitu, ia menyoroti dua hal yang perlu diwaspadai: harga dan ketersediaan.

“Kalau sudah menjadi bioavtur, itu sudah aman digunakan. Tapi masalahnya adalah harganya yang masih mahal dan jumlah produksinya terbatas. Kalau harga bioavturnya mahal dan jumlahnya terbatas, tentu saja ini tidak worth it bagi maskapai,” ujar Gatot saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/6/2025).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Ekbis
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Ekbis
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Ekbis
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Ekbis
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Ekbis
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Ekbis
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Keuangan
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Ekbis
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
Ekbis
Kementerian ESDM Siapkan Lelang 7 Blok Migas pada September 2025
Kementerian ESDM Siapkan Lelang 7 Blok Migas pada September 2025
Ekbis
Komisi XII Tunjuk Wahyudi Anas Pimpin BPH Migas 2025–2029
Komisi XII Tunjuk Wahyudi Anas Pimpin BPH Migas 2025–2029
Ekbis
IHSG Kemarin Anjlok 1,28 Persen, Analis Sebut Pasar Merespons Reshuffle Kabinet
IHSG Kemarin Anjlok 1,28 Persen, Analis Sebut Pasar Merespons Reshuffle Kabinet
Ekbis
Baru Usul Anggaran Rp 7,8 Triliun, Budi Arie Dicopot 2 Jam Setelah Raker di DPR
Baru Usul Anggaran Rp 7,8 Triliun, Budi Arie Dicopot 2 Jam Setelah Raker di DPR
Ekbis
Kembali Bertemu Pimpinan Media, Prabowo Sebut 3 Fokus Pemerintahannya
Kembali Bertemu Pimpinan Media, Prabowo Sebut 3 Fokus Pemerintahannya
Ekbis
Wall Street Menguat, Nasdaq Composite Cetak Rekor Tertinggi
Wall Street Menguat, Nasdaq Composite Cetak Rekor Tertinggi
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau