SINGAPURA, KOMPAS.com - Taipan Singpura Ong Beng Seng mengaku bersalah dalam kasus korupsi gratifikasi yang melibatkan mantan Menteri Transportasi S. Iswaran terkait balapan mobil Formula 1 (F1).
Sosok bisnis terkemuka di Singapura ini merupakan pendiri dan mantan direktur utama Hotel Properties Ltd (HPL), dan dikenal luas sebagai orang yang membawa balapan malam F1 ke Singapura.
Pada April 2025, Ong mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur utama HPL untuk fokus pada pengobatan kondisi medis yang berkaitan dengan kanker yang tidak dapat disembuhkan. Ia juga telah menyatakan tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai direktur dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada 29 April 2025.
Baca juga: Paspor Singapura Terkuat di Dunia 2025, Indonesia Urutan 66
Ong didakwa atas dua pelanggaran terkait keterlibatannya dengan Iswaran yang pada tahun 2024 telah divonis bersalah karena menerima barang berharga saat menjabat sebagai pejabat publik dan menghalangi keadilan. Iswaran dijatuhi hukuman penjara selama 12 bulan.
Pada Oktober 2024, Ong didakwa atas perannya dalam pelanggaran Pasal 165 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Singapura—yang melarang pejabat publik menerima hadiah dari pihak yang berkaitan secara resmi dengan mereka—dan dakwaan membantu menghalangi proses hukum.
Tuduhan pertama berkaitan dengan penerbangan dan penginapan hotel, di mana Ong diduga menawarkan perjalanan ke Doha kepada Iswaran pada Desember 2022 dan menyewakan jet pribadi miliknya untuk mengantarkan sang menteri. Nilai penerbangan itu diperkirakan mencapai 7.700 dolar AS.
Tuduhan kedua adalah bahwa Ong, pada Mei 2023, diduga menginstruksikan Direktur Singapore Grand Prix (GP), Mok Chee Liang, untuk menagihkan tiket bisnis kelas Doha–Singapura kepada Iswaran—yang kemudian menjadi dasar dakwaan obstruksi hukum.
Pada Senin (4/8/2025), Ong, yang kini berusia 79 tahun, mengakui dakwaan kedua tersebut. Sementara dakwaan pertama, terkait pelanggaran Pasal 165, dipertimbangkan dalam penjatuhan hukuman.
Ong menderita multiple myeloma stadium lanjut, jenis kanker darah yang melemahkan sistem imunnya dan membuatnya rentan terhadap infeksi serius yang mengancam jiwa.
Ong dikenal sebagai pribadi yang relatif tertutup. Ia menikah dengan pengusaha perhotelan terkenal Christina Ong sejak 1972. Christina mengelola jaringan Como Hotels and Resorts, kerajaan ritel Club 21, serta produsen tas mewah asal Inggris, Mulberry, yang terdaftar di bursa London.
Pasangan Ong dikenal sebagai salah satu pasangan paling berpengaruh di Singapura. Forbes memperkirakan kekayaan mereka mencapai 1,7 miliar dolar AS per Agustus 2022.
Hingga pertengahan 2022, mereka tercatat sebagai pasangan terkaya ke-24 di Singapura—beberapa bulan setelah HPL dan Temasek mengakuisisi aset SPH.
Ong merupakan warga negara Malaysia yang pindah ke Singapura sejak muda dan memiliki gelar di bidang asuransi.
Berkarier di bidang asuransi pelayaran dan perdagangan minyak, Ong meraup jutaan dolar karena mampu memprediksi naik turunnya harga minyak saat bekerja di Kuo International—perusahaan milik mertuanya, Peter Fu.
Ia bergabung dengan Kuo pada 1975, dan modal yang dikumpulkan saat itu digunakan untuk mendanai investasi dan pengembangan propertinya kemudian, yang menjadi fondasi berdirinya HPL.