Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Keuangan KAI Ungkap Rugi Triliunan BUMN Konsorsium Whoosh

Kompas.com - 15/08/2025, 16:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh ternyata masih menjadi beban finansial bagi sejumlah BUMN yang terlibat, meskipun jalur ini telah resmi beroperasi.

Alih-alih mencatat keuntungan, layanan ini justru terus membukukan kerugian dengan nilai yang cukup besar.

Empat BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus berbagi tanggung jawab atas tumpukan utang dan tingginya beban bunga yang dibayarkan kepada pihak China.

Sebagian besar dana untuk membangun KCJB bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB). Sisanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta penyertaan modal gabungan antara BUMN Indonesia dan perusahaan China yang terlibat.

Sejak mulai dikerjakan pada 2016, proyek ini tidak lepas dari masalah pembengkakan biaya atau cost overrun. Tambahan biaya yang timbul mencapai 1,2 miliar dolar AS, setara kurang lebih Rp 18,02 triliun, lebih mahal dari proposal yang ditawarkan Jepang sebelumnya.

APBN Indonesia serta tambahan utang dari China, kemudian dikucurkan untuk menambal pembengkakan biaya selama pembangunan Whoosh berlangsung.

Baca juga: BUMN Kelabakan Bayar Utang Whoosh, Danantara Jadi Juru Selamat

Konsorsium BUMN rugi triliun

Dalam Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI, mencatkan kerugian hingga Rp 4,195 triliun pada 2024.

Kerugian terus berlanjut di tahun ini. Sepanjang semester I-2025, PT PSBI juga merugi sebesar Rp 1,625 triliun.

PT PSBI merupakan pemegang saham mayoritas di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kerugian yang diderita KCIC, termasuk pembayaran utang, harus ditanggung PT PSBI sebagai pemegang saham.

Imbasnya, keuangan 4 BUMN Indonesia yang jadi pemegang saham PT PSBI, ikut menanggung beban kerugian triliunan tersebut.

PT PSBI adalah perusahaan patungan empat BUMN Indonesia yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Whoosh. PT KAI sebagai pemimpin konsorsium, memegang saham terbanyak 58,53 persen di PT PSBI setelah mendapat penugasan pemerintah.

Pemegang saham lainnya PT PSBI adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menggenggam saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.

Baca juga: Konsorsium BUMN RI Rugi Rp 1,62 Triliun Gara-gara Kereta Cepat di 2025

Sementara dari pihak China, bergabung lima perusahaan dalam konsorsium China Railway meliputi China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, serta China Railway Signal and Communication Corp.

Dua konsorsium dari masing-masing negara, China Railway dan PT PSBI, kemudian membentuk PT KCIC. PT PSBI sebagai perwakilan pihak Indonesia memegang 60 persen saham KCIC, sedangkan 40 persen sisanya dikuasai konsorsium China.

Laporan keuangan KAI tentang catatan rugi PT PSBI.KAI Laporan keuangan KAI tentang catatan rugi PT PSBI.

Rencana perpanjang sampai Surabaya

Pengalaman pahit membengkaknya biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, yang akhirnya harus ditutup dengan tambahan utang dari China serta dukungan APBN, membuat pemerintah kini lebih berhati-hati dalam melanjutkan pembangunan tahap berikutnya, yakni melanjutkan rute sampai Surabaya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau