JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Fraksi Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, mengatakan bahwa keracunan program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang terjadi di sejumlah daerah perlu diinvestigasi.
Sebab, jika terjadi keracunan massal, maka yang seharusnya menjadi korban adalah satu sekolah, bukan hanya sebagian siswa saja.
Menurutnya, dari satu kasus keracunan saja, hanya sekitar 10-20 persen siswa yang terkena masalah dalam satu sekolah.
"Dari beberapa kejadian yang saya pantau, dari pendistribusian di satu sekolah, rata-rata tidak semua jadi korban keracunan makanan. Misalnya, dari satu sekolah yang jumlah siswanya kurang lebih 200-250 orang, yang mengalami masalah sekitar 10 sampai 20 persen," ujar Irma kepada Kompas.com, Senin (28/4/2025).
"Nah ini yang butuh diinvestigasi, jika keracunan, harusnya semua anak yang makan mengalami muntah-muntah, pusing, dan sebagainya," sambungnya.
Irma menjelaskan bahwa mengelola pendistribusian makanan memang tidak mudah, sangat sensitif, dan pengawasan yang dilakukan juga harus tepat dan ketat.
Dia pun mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) untuk lebih meningkatkan pengawasan agar tidak terjadi kasus keracunan serupa.
"Maka BGN perlu berkoordinasi dengan pihak penyedia, dalam hal ini catering, yayasan, dan perwakilan BGN," imbuh Irma.
Sebelumnya, sederet kasus keracunan massal dalam program MBG terjadi sepanjang Januari hingga sekarang.
Keracunan massal ini terjadi pada sejumlah murid di beberapa daerah di Indonesia, dan yang paling baru terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
Siswa yang mengalami gejala keracunan MBG berasal dari tingkat pendidikan yang beragam, meliputi sekolah dasar hingga sekolah menengah.
Gejala keracunan makanan yang dirasakan mulai dari keluhan mual hingga sakit perut dan diare.
Pada Rabu (23/4/2025) saja, sebanyak 78 siswa dari 2 sekolah mengalami gejala keracunan makanan.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal, menjelaskan bahwa penetapan status KLB bertujuan untuk memudahkan proses pendataan, pemantauan, serta penanganan medis.
Yusman menyatakan bahwa pihaknya memastikan seluruh pasien ditangani hingga benar-benar pulih.
Dia mengatakan bahwa sampel makanan dari dapur MBG serta muntahan para korban telah dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk diuji.
Mengenai kondisi siswa, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, mengatakan bahwa sebagian besar siswa yang telah dirawat sudah dipulangkan. "Sampai saat ini, jumlah siswa yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak lima orang. Sebagian besarnya sudah diizinkan pulang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati, mengungkapkan bahwa tiga di antara 23 siswanya yang keracunan masih dirawat.
Dia juga mengonfirmasi bahwa tiga guru mengalami gejala keracunan makanan dengan intensitas ringan.
https://nasional.kompas.com/read/2025/04/28/15245251/irma-nasdem-soal-keracunan-mbg-di-satu-sekolah-tidak-semua-jadi-korban