JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kini belum menghitung anggaran untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, bahwa biaya Operasi Modifikasi Cuaca bergantung pada durasi terbang pesawat dan faktor lainnya, sehingga baru dapat dihitung setelah operasi selesai.
"Untuk nilai anggaran belum dikalkulasi. Nanti kita menunggu penagihan dari pihak pesawat yang kita pakai, karena harus menghitung durasi terbang dan lainnya setelah operasi selesai," ujar Abdul kepada Kompas.com, Kamis (6/3/2025).
Namun, Abdul memastikan, anggaran Operasi Modifikasi Cuaca sebagian berasal dari APBD, sebagian lain berasal dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB. Skema pendanaan bervariasi, tergantung lokasi.
Baca juga: Strategi Pemprov Jakarta Atasi Banjir, Modifikasi Cuaca hingga Bangun Tanggul NCICD
“Di luar DKI Jakarta pendanaan menggunakan DSP BNPB. Untuk DKI Jakarta, pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” lanjut dia.
Adapun Operasi Modifikasi Cuaca yang digelar pada 4-8 Maret 2025 seluruhnya menggunakan dana siap pakai BNPB.
Total anggaran dana siap pakai BNPB tahun 2025 sebesar Rp 250 miliar. Sedangkan anggaran BNPB setelah efisiensi mencapai Rp 956,67 miliar.
Abdul menerangkan, Operasi Modifikasi Cuaca dilakukan melalui sejumlah tahapan. Pertama, dengan menetapkan status tanggap darurat bencana oleh daerah.
Kemudian, pengajuan surat permohonan Operasi Modifikasi Cuaca dari daerah kepada BNPB. Lalu, BNPB menyesuaikan permohonan dengan rekomendasi BMKG berdasarkan prakiraan cuaca.
“BNPB berkoordinasi dengan pihak ketiga (penyedia pesawat) dan TNI AU untuk perizinan operasi,” jelasnya.
BNPB juga melakukan aktivasi posko Operasi Modifikasi Cuaca untuk koordinasi, pembuatan rencana harian, serta evaluasi efektivitas operasi.
Terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, modifikasi cuaca akan dilaksanakan hingga 8 Maret 2025.
Baca juga: BMKG Akan Modifikasi Cuaca Jabodetabek hingga 8 Maret 2025
Namun, jika terdapat potensi peningkatan curah hujan, langkah ini dapat diperpanjang hingga 20 Maret 2025.
"Saat ini, modifikasi cuaca direncanakan sampai 8 Maret. Tapi, kami akan terus memantau perkembangan cuaca,” kata Dwikorita di Kemenko PMK, Rabu (5/3/2025).
BMKG telah mengidentifikasi potensi peningkatan curah hujan pada pertengahan bulan Maret, terutama antara 11 hingga 20 Maret, yang bertepatan dengan H-10 Lebaran.
"Setelah tanggal 11 Maret, ada tren peningkatan curah hujan. Kami akan tetap siaga untuk melakukan modifikasi cuaca jika diperlukan," ujar dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini